Jakarta – RumahMillennials.com | Di Indonesia pada bulan Ramadhan tiba, satu budaya yang paling terlihat di kalangan masyarakat adalah masing-masing saling menguatkan tali silaturahmi dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti bukber (buka bersama), kegiatan santunan, dan sahur on the road. Di sini lah momen bertemunya kembali kawan-kawan lama dari sekolah dan kuliah, ajang saling mendekatkan diri antar rekan kerja, dan tak jarang melahirkan sebuah gebrakan ide serta kolaborasi untuk suatu gerakan positif.
Setelah kurang lebih 3 tahun lamanya Rumah Millennials tidak mengadakan event kolaborasi yang sifatnya networking dan sharing session, akhirnya pada Sabtu 15 April 2023 di kantor Pijar Foundation, Rumah Millennials bersama Pijar Foundation dan Lemonilo mengadakan acara “Future Builders Gathering, Networking & Ifthar Ramadhan 1444 H”. Acara ini mempertemukan generasi muda penggerak dan berdampak dari berbagai kalangan, ada yang dari komunitas, startup, aktivis, social enterprise, dan pemerintah.
Acara dibuka melalui sambutan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, yang menegaskan bahwa dari penelitian science membuktikan bahwa berbuat baik itu sehat dan bisa menular. Sandiaga menceritakan bagaimana kesuksesan Y20 Summit 2022, yang mempertemukan para pemuda dari berbagai negara yang mempromosikan social enterprise. Dalam hal ini, Kemenparekraf memiliki empat misi yaitu ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, sustainable dan layak huni, serta keberagaman dan inklusi. Melalui Y20 Summit, para generasi muda yang hadir berkolaborasi dengan kemenparekraf untuk terus mendorong generasi muda agar menjadi agent of change dengan target pada 2025 Indonesia mampu membuka 4,4 juta lapangan kerja.
Sementara sebagai tuan Rumah, Ferro Ferizka selaku Executive Director Pijar Foundation menjelaskan bahwa dalam membangun masa depan, Pijar memiliki ekosistem strategic players dengan tiga pilar. Pilar pertama education, melalui program terdepannya Future Skills, para pelaku pratktisi dari berbagai bidang akan mendapatkan kesempatan berbagai ilmu dengan mahasiswa. Program ini juga terintegrasi dengan program Kemendikbud Kampus Merdeka, jadi mahasiswa bisa dapat nilai untuk kuliah.
Pilar kedua yaitu public policy, yang mengumpulkan para pembuat kebijakan berkolaborasi bersama membuat program future fellowship, setelah itu membuat sinerginya. Yang terakhir Lestari, ini program untuk mempertemukan antara para founder startup dengan para investor baik dari BUMN maupun korporasi untuk sama-sama memajukan ekosistem kewiraswastaan Indonesia.
Puncaknya, ketika Menteri Pemuda dan Olahraga, Ario Bimo Nandito Ariotedjo, hadir dan berbagi pengalamannya yang baru saja diangkat menjadi Menpora sekaligus Menteri termuda di Indonesia. Pria yang kerap disapa Dito ini mengatakan, sekarang Kemenpora ingin bergerak lebih kolaboratif dan menjadi inklusi bagi pihak manapun yang ingin membuat suatu gerbarakan untuk sama-sama memberdayakan generasi muda. Dengan anggaran pemerintah, Dito ingin memaksimalkan program-program kolaboratif lainnya bersama tokoh-tokoh dari kalangan millennials dan gen z.
Harapannya, Kemenpora dapat memberikan dampak yang luas sekali sehingga seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya. Dito berpesan agar dari para penggerak inilah yang nantinya akan menggerakan anak-anak muda lainnya yang masih mager alias malas gerak. Tipsnya, setiap organisasi dan komunitas harus saling berkolaborasi, dan membuat program yang relevan dengan apa yang terjadi pada generasi muda yang sekarang.
Leave a Reply