Bekasi – RumahMillennials.com | Rumah Millennials bersama Future Skills, secara resmi membuka program kelas perkuliahan Millennials Mentoring Program (MMP) dengan tajuk “Future Leaders and Organization”, pada Jum’at 25 Maret 2022.
Di kelas perdana program MMP ini, Rumah Millennials dan Future Skills mengawalinya dengan kelas bertemakan “The Future of Leadership and Leadership Fundamental” yang dibawakan oleh Taufan Teguh Akbari, selaku Founder Rumah Millennials.
Setelah memperkenalkan Rumah Millennials, Taufan mengajak peserta brainstorming dengan menanyakan kenapa belajar kepemimpinan itu penting. Beragam jawaban pun tertulis dalam sli.do yang disiapkan oleh Taufan, seperti “kedepannya penting supaya lebih baik”, “because we are the next leader“, “mau bentuk komunitas”, dan masih banyak lagi. Ini menunjukan tingkat kesadaran generasi muda yang hadir dalam kelas ini, bahwa belajar kepemimpinan itu penting sekali dalam berbagai aspek di kehidupan.
Menanggapi jawaban – jawaban peserta, Taufan mengatakan bahwa saat ini salah satu tantangan pemimpin di korporasi baik itu top multi-national company punya challenge mendelegasi kepemimpinan ke generasi selanjutnya atau regenerasi. Satu poin yang cukup menantang dalam regenerasi adalah mengelola sumber daya manusia dan cerdas dalam emosional.
Maka dari itu, Taufan menjelaskan perbedaan antara Leadership dan Leaders.
Leadership
- Melalui proses
- Dapat mempengaruhi
- Terjadi dalam suatu grup
- Memiliki satu tujuan yang jelas
Untuk itu, seorang pemimpin yang membawa konsep leadership bersama pengikutnya harus:
- Saling berkolaborasi satu sama lain
- Saling membutuhkan
- Merawat dan menjaga hubungan baik
- Tidak merasa lebih baik atau di atas pengikutnya
Namun, sering kali pada prakteknya tidak mudah menjalankan konsep – konsep di atas. Untuk itulah, pemimpin butuh menguasai tiga kemampuan ini yaitu berkomunikasi, menjadi contoh (role model), dan menciptakan sistem. Banyak pemimpin berhasil memimpin dengan kemampuan komunikasi yang mumpuni. Misalkan Ir. Soekarno yang dikenal sebagai orator ulung, yang dengan lugas menyampaikan nilai – nilai kebangsaan dan Pancasila kepada jajarannya dan rakyat Indonesia.
Kemudian menjadi role model, prinsipnya sederhana: “Jika tidak bisa mendidik dengan lisanmu maka didiklah dengan sikapmu” atau “leading by example“. Terakhir, menciptakan sistem seperti Nadiem Makarim yang membuat suatu sistem di Gojek yang sampai sekarang masih terus dijalankan meskipun Nadiem kini sudah meninggalkan perusahaanya dan menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Menguasai tiga kemampuan tersebut tidaklah instan. Semua butuh proses langkah demi langkah untuk bisa menjadi seorang pemimpin hebat. Proses itulah yang harus kamu hargai, meskipun tidak enak dan sering membuatmu kehilangan motivasi, tapi untuk menjadi seorang pemimpin hebat seperti itulah jalan yang harus kamu tempuh. Jangan sampai tantangan dan kegagalan menjatuhkanmu, karena setiap tantangan dan kegagalan adalah satu langkah untuk bisa menjadi pemimpin.
Leave a Reply