Yuk Lihat Lebih Dalam Alasan Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Konsep, dan Potensi

“Jakarta macet! Jakarta banyak polusi! Jakarta banyak pencemaran lingkungan!”

Berbagai keluhan seperti diatas pastinya sudah jadi keresahan bagi kamu yang tinggal di Jakarta maupun daerah sekitarnya seperti Bekasi, Bogor, Tanggerang, dan Depok. Terutama kamu yang tiap hari commute dari para sister city Jakarta, entah buat kerja atau kuliah, pasti tahu betul betapa kerasnya hidup di ibu kota.

Meskipun kamu mungkin udah ngerasa “ah udah biasa kali, Jakarta kan emang gitu”, tapi mau sampai kapan? Apakah kondisi Jakarta yang seperti ini ideal untuk menjadi pusat pemerintah dan ekonomi Indonesia? Jika kita melihat perkembangan zaman yang begitu cepat, serta persaingan global di era industri 4.0, tentu Jakarta sudah tidak ideal lagi menjadi ibu kota.

Sebuah survey international menyatakan Jakarta menjadi kota terpadat ke-9 di dunia, dengan berbagai permasalahan lingkungan seperti polusi udara yang menjadi terburuk di dunia menurut Air Visual, serta pencemaran terhadap air bersih di sejumlah wilayah terutama Jakarta Timur dan Utara. Dengan kondisi seperti ini, maka Presiden Joko Widodo memutuskan akan memindahkan Ibu Kota Indonesia ke luar Jawa.

Maka dari itu, pemerintah dalam hal ini Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas mengadakan sharing session bersama generasi millennial dari berbagai bidang untuk membahas lebih detail soal pemindahan ibu kota Indonesia. Acara dipandu oleh Tasya Kamila dan Pangeran Siahan sebagai moderator, dan Menteri PPN/Bappenas Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjadi keynote speaker untuk diskusi kali ini, yang bertempatan di gedung Bappenas, Jakarta Pusat pada Selasa 20 Agustus 2019.

Tasya Kamila dan Pangeran Siahan

Prof. Bambang melihat negara – negara lain seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan Brazil, memisahkan Ibu Kota mereka dengan pusat ekonomi negara. Misalnya Brazil, dulu Ibu Kotanya berada di Rio de Janeiro dari tahun 1763 sampai 1960, namun karena lokasi yang rawan terkena serangan serta pembangunan negara yang terhambat, mereka memindahkan Ibu Kota ke Brasilia hingga sekarang. Kota Brasilia pun terbilang indah dari design dan tata kota, dengan konsep green city karena lokasinya berada di dekat hutan amazon.

Untuk Indonesia sendiri, pemerintah melihat titik tengah dari peta Indonesia yang nantinya akan dijadikan lokasi Ibu Kota baru. Titik tengah tersebut berada di selat Makassar yang merujuk pada Sulawesi bagian tengah dan selatan, serta Kalimantan bagian tengah, timur, dan selatan. Jika dikerucutkan lagi dengan peta potensi bencana alam seperti gempa, gunung berapi, dan tsunami, maka Kalimantan dinilai lebih aman daripada Sulawesi.

Selain itu, wilayah Kalimantan yang tak terlalu padat penduduk dengan presentase 6,05% atau sekitar 15 juta penduduk Indonesia yang tinggal disana, maka pemerintah melihat Kalimantan adalah pulau paling ideal untuk Ibu Kota baru. Sebenarnya, ini sejalan dengan rencana awal Presiden Soekarno yang ingin memindahkan Ibu Kota Indonesia pada tahun 1960an, namun terkendala dengan permasalah nasional saat itu.

Menteri PPN/Bappenas Prof. Bambang Brodjonegoro

Prof. Bambang juga memaparkan salah satu konsep ibu kota baru nanti adalah smart, sustainable, and green. Kata green menjadi sangat penting karena wilayah Kalimantan masih didominasi hutan, dan menjadi paru – paru dunia. Prof. Bambang menegaskan pemerintah akan memilih lokasi ibu kota baru, yang tidak akan mengganggu ekosistem dan fungsi hutan lindung.

Pemindahan ibu kota bukan hanya karena kondisi Jakarta yang tidak ideal, tapi untuk pembangunan berkelanjutan bagi generasi masa depan Indonesia. Alasan Bappenas mengadakan sharing session dengan generasi millennial, karena kita adalah generasi penerus bangsa yang akan memegang tongkat kepemimpinan negara. Visi Indonesia 2045 ingin membawa Indonesia masuk dalam 5 besar negara maju dunia, maka dari itu pemerintah ingin berkolaborasi dengan generasi millennial dari berbagai bidang, agar cita – cita tersebut tercapai.

Indonesia akan bergerak maju terus, maka dari itu sebagai generasi millennial, masing – masing dari kita juga harus meningkatkan kapasitas diri menjadi lebih baik. Semua generasi muda Indonesia akan menjadi bagian penting dalam sejarah kemajuan bangsa, maka dari itu maksimalkan segala potensi dan passion, agar bisa mengambil peran penting dalam kemajuan bangsa dan negara.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close