Ini Dia Fakta Soal Toxic Relationship Dan Bagaimana Caranya Biar Bisa Move On!

Bekasi – RumahMillennials.com | Pernahkah kamu menjalani hubungan yang penuh dengan drama layaknya sinetron yang ada di tv – tv? Banyakan sedihnya daripada bahagianya begitu. Dramanya juga gak ada anti-klimaksnya, malah terus berkelanjutan sampai bikin kamu stress dan depresi.

Pernah ada di posisi seperti itu, sobat millennials?

Bisa jadi kamu lagi ngalamin toxic relationship. Kamu merasa familiar dengan kata “toxic relationship“? Memang isu hubungan yang kurang sehat ini kerap menjadi faktor yang bikin kesehatan mental seseorang terganggu, bahkan bisa sampai menyebabkan kasus kekerasan.

Lalu sebenernya toxic relationship itu apa, dan apa yang harus kamu lakukan saat lagi berada di fase itu?

Dalam rangkaian acara Mental Health Festival 5.0 dari Sehatmental.id, salah satu topik pembahasan di webinar via Zoom Minggu 18 Oktober, mengenai toxic relationship. Barengan sama tiga pembicara yakni Tara de Thouars (Psikolog Klinis), Dr. Rama Giovani (Psychiatrist), dan Winky Wiryaman (DJ, Actor).

Toxic relationship menurut Dr. Rama dan Tara yaitu adanya gangguan perilaku dari seseorang yang menjalani hubungan dengan lebih banyak perasaan tidak bahagia, takut, dan mutual. Toxic relationship sendiri tidak melulu soal hubungan antar pasangan seperti suam-istri, atau pacar, tetapi hubungan keluarga seperti anak-orang tua, sesama saudara, hubungan pertemanan, hubungan antar kolega kerja, dan hubungan dengan masyarakat.

Dalam hal toxic relationship dengan pasangan, ini bukan masalah yang dialami oleh dua orang saja tapi bisa merembet ke orang lain yang memiliki hubungan dengan pasangan ini. Misalnya pasangan suami-istri memiliki hubungan yang tidak sehat, ini akan berpengaruh pada pertumbuhan anaknya secara psikologis. Bahkan bisa mempengaruhi hubungan keluarga besar masing – masing pasangan yang berpotensi menciptakan konflik.

Masalahnya, banyak orang yang tidak merasa dan sadar kalau sedang mengalami toxic relationship. Ada rasa takut dimana orang ingin keluar dari hubungan tidak sehat ini seperti takut tidak punya pasangan lagi, takut tidak ada yang bisa merawat pasangannya, merasa pantas diperlakukan semena – mena oleh pasangan, dsb. Ini disebabkan karena orang yang mengalami toxic relationship tidak siap menghadapi resiko yang tidak mengenakkan saat berusaha keluar dari pasangannya. Butuh waktu beradaptasi terhadap kebiasaan dan pola pikir baru agar mampu lepas dari hubungan tak sehat itu.

Dr. Rama menyarankan agar menemui professional untuk konseling demi melepaskan diri dari rasa insecure itu sehingga bisa lepas dari toxic relationship itu. Perlahan – lahan belajar mengubah persepsi terhadap masalahnya, dan utamakan keselamatan diri sendiri. Pahami juga healthy relationship atau hubungan yang sehat itu seperti apa. Secara garis besar hubungan yang sehat saat kamu merasa lebih banyak bahagianya, ada rasa respek satu sama lain, kasih sayang antar pasangan, dan masing – masing memikirkan kebahagiaan antar satu sama lain.

Tara menambahkan, jika ada konflik dalam hati seperti “aku tidak pantas diperlakukan seperti ini” itu tertanda kamu sudah harus mulai bergerak keluar dari toxic relationship. Pahami jika kamu juga berharga dan pantas mendapatkan perlakuan yang baik. Penawar racun dari toxic relationship itu adalah diri sendiri, jadi bagaimana mengangkat diri untuk menjadi penawar racun. Belajar menghargai diri sendiri, mencintai diri sendiri, dan mengapresiasi diri sendiri, serta tetap terkoneksi dengan lingkungan yang positif.

Winky sendiri sebagai public figure melihat toxic relationship itu bisa juga hubungan antara influencer dan netizen. Memang influencer memperhatikan statistik engagement dan algoritma di media sosial untuk tahu postingannya mencapai target karena itu bagian dari profesi. Tetapi karena itulah, banyak public figure dan influencer yang akhirnya tidak menjadi diri sendiri, dan sering konflik dengan netizen karena berharap netizen memberikan komentar yang positif. Padahal netizen itu beragam, ada yang bisa komen positif ada yang tidak.

Bagi Winky, dia sudah berada di tahap bodo amat denan apa yang dibilang netizen karena dia tidak bisa membuat semua orang senang. Winky melakukan apa yang dia suka tanpa terlalu peduli dengan komentar – komentar negatif yang akan dia dapatkan. Seperti postingan Winky selama pandemi covid-19, dia banyak memainkan lagu genre rock/metal, padahal dia adalah seorang DJ. Winky memang menyukai lagu rock/metal dari dulu, dan ternyata setelah memainkan lagu – lagu rock, ada fanbase baru yang menyukai musik rock Winky.

Seperti itulah toxic relationship sobat millennials! Jadi kamu mulai bisa melakukan hal – hal kecil dari belajar mencintai diri sendiri dan lakukan apa saja yang kamu sukai. Jika terlalu berat sendiri, kamu bisa minta bantuan professional supaya lebih terarah proses keluar dari toxic relationship.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close