Jakarta – RumahMillennials.com | Masih hangat rasa – rasa tahun baru 2020, apakah kamu sudah merancang resolusi dan rencana apa aja yang mau kamu lakuin di tahun ini? Apakah resolusimu di 2019 sudah tercapai, atau malah banyak yang gak kesampaian?
Coba kamu pakai konsep design thinking, saat membuat resolusi dan rencana tahun ini. Bukan cuma itu, kamu juga bisa pakai design thinking untuk mengevaluasi tentang tahun 2019.
Inilah yang menjadi tema salah satu program dari Rumah Millennials “Millennials Professional Development (M-PD)” pertama tahun 2020. Berkolaborasi dengan Keluarga Besar Alumni Pengajar Muda dan Meta Innovation Lab, M-PD kali ini dimentori oleh Fidella Anandita Savitri (Ketua Alumni Pengajar Muda & Ketua Bidang Pengembangan Diri Dan Penguatan Karakter Rumah Millennials) dan Augustine Meriska (Founder & Director of Meta Innovation Lab), M-PD kali ini bertajuk “Designing Your Learning Journey In 2020 Through Design Thinking”.
Konsep design thinking tujuannya sederhana, yaitu men-design apa yang kita ingin dan fokuskan dengan lebih terstruktur. Proses design thinking meliputi 4 langkah yakni insight, ideation, prototyping, validation dengan fokus empati, kreatifitas, dan penyelesaian masalah atau problem solving.
Di awal sesi, semua peserta berkenalan satu sama lain dengan cara melemparkan bola bantal dari satu orang ke orang lain, lalu harus menyebutkan nama, organisasi, dan gimana perasaan hari ini. Terkait perasaan, design thinking itu menyelaraskan antara rasa dan logika jadi saat mengatakan bagaimana perasaan hari ini, tidak perlu dibuat – buat positif. Kebiasaan kan, kalo ditanya “apa kabar?” jawabannya kurang lebih “baik”, tapi apakah kamu benar – benar “baik” di hari ini? Atau, sebenarnya kamu merasa “tidak baik – baik” namun dibuat “baik” biar sama dengan jawaban yang lain, atau gak mau dihakimi, ditanya – tanya oleh orang lain kalau jawabannya “tidak baik”? Dalam design thinking, semua rasa itu bagian dari diri manusia, jadi gak apa – apa kalau merasa gak baik – baik aja.
Setelah kenalan, lanjut berinteraksi dengan lebih intim lewat pembagian kelompok yang terdiri dari dua orang, dimana kita mendapatkan kartu yang isinya pertanyaan yang harus dijawab. Dari lima kartu, kita boleh pilih satu dan pertanyaan itu ditujukan untuk diri sendiri, namun jawabannya di-share ke partner lewat percakapan. Setelah itu, masuk ke sesi mindfulness yang dipimpin oleh Fidella dengan berfokus pada nafas dan merasakan kehadiran di momen tersebut. Terkadang, kita terlalu sibuk dengan apa yang kita kerjakan dan perasaan yang bercampur aduk, lupa kalau kita sedang bernafas sehingga kontrol nafas berantakan yang membuat pikiran menjadi tidak jernih. Sesi mindfulness ini bertujuan untuk mengembalikan pikiran kita agar lebih jernih dengan merasakan kehadiran kita di momen tersebut bersama segala hal yang ada di sekitar seperti suara AC, suara moderator, suara nafas, dll.
Setelah sesi mindfulness selesai, Fidella dan Meriska masing – masing menceritakan perjalanannya di tahun 2019. Ini untuk memberikan gambaran tentang bagaimana kita merefleksikan perjalanan selama 2019 di sesi selanjutnya, sebelum melakukan resolusi dan perencanaan di 2020.
Di waktu siang menuju sore, seluruh peserta mulai menuliskan apa saja yang menjadi idealisme mereka di 2019 dan realita yang terjadi di kertas jaring laba – laba untuk diberikan skor dari yang tertinggi hingga terendah. Dari sini, bisa kita lihat apa yang menjadi prioritas selama 2019 dan level kebahagiaan sudah seberapa.
Di sesi selanjutnya, seluruh peserta dilatih untuk memvisualisasikan apa yang ada di dalam pikiran, lalu menggambarnya. Di awali dengan gambar apapun di lingkaran – lingkaran yang sudah ada di kertas, lalu menggambar tangga versi masing – masing, dan menggambar muka teman sebelah kita tapi gak boleh lihat kertas. Tujuannya, membantu menjabarkan ide – ide yang ada di dalam pikiran dengan bentuk visual seperti gambar, karena akan lebih mudah dimengerti jika membuat gambar daripada ditulis. Gambar itu mewakili bagaimana masing – masing orang berpikir, sudut pandang, dan ide.
Barulah, masuk sesi terakhir yaitu learning lab tahun 2020 dengan melihat apa saja prioritas yang ingin kita capai, hal – hal yang belum selesai di tahun 2019, dan membayangkan bagaimana diri kita di akhir tahun 2020 nanti.
Secara keseluruhan, M-PD kali ini sangat seru karena pertama kalinya dibuka untuk umum dimana sebelumnya M-PD hanya untuk internal Rumah Millennials. Banyak sesi sharing dimulai saat perkenalan, menjawab pertanyaan kartu, kesan sehabis sesi mindfulness, bagaimana perjalanan tahun 2019, ide – ide kita yang digambar, serta learning lab di 2020. Semua peserta berinteraksi dan terbuka satu sama lain, sehingga banyak sekali insight yang bisa didapat terutama ketika Meriska dan Fidella meminta kita menuliskan ketakutan dan kegagalan dalam kertas lalu dibaca secara random setelah dikumpulkan. ‘Ternyata momen’ dalam M-PD ini rata – rata sadar kalau gagal dan takut itu dimiliki oleh semua orang, tidak perlu merasa gagal dan takut sendiri karena yang lainpun begitu, dan jika sudah mau terbuka serta jujur pada diri sendiri rasanya lebih lega.
Sobat millennials, mungkin tahun 2019 ada yang meraih banyak keberhasilan namun tak sedikit yang menerima banyak kegagalan dan ketakutan yang menghambat perkembangan diri. Tidak apa – apa sob, berterima kasihlah dengan kegagalanmu karena kamu gak akan berhasil kalau gak gagal. Berdamai dengan kegagalan dan ketakutanmu sesimpel dengan jujur pada diri sendiri lewat bermacam – macam, misalnya tanyakan saja pada dirimu “apa kabar diri?” lalu jawab dengan sejujur – jujurnya. Sesimpel itu memulainya sebelum kamu menemukan resolusi dan rencana di tahun ini.
Leave a Reply