7 Rahasia Marchella FP Dalam Berkarya, Dari Menulis Buku Hingga Menjadi 2 Film di Tahun 2020 Nanti

JAKARTA – RumahMillennials.com | Mungkin sebagian dari Sobat Millennials ingat apa saja yang ngetrend saat era tahun 90an (1990-1999), tentunya banyak hal yang berbeda diera itu dengan era saat ini. Era kaset dan pensil, penghapus Karet gelang, Saras 008, Kop & Headen nya P-Project, dll.

Cecel (nama panggiilan Marchella FP) menghadirkan “Mesin Waktu” dalam bentuk buku yang diberi judul ‘Generasi 90an’, yang awalnya adalah karya Skripsi agar bisa lulus menjadi mahasiswa jurusan DKV di Universitas Bina Nusantara.

Tahun 2013 Cecel merilis Buku Generasi 90an di toko buku, dan disambut dengan sangat hangat sekali oleh masyarakat. Dua tahun kemudian, ditahun 2015 Cecel merilis buku lanjutannya yang berjudul ‘Generasi 90an: Anak Kemaren Sore’.

Sumber foto: ANTARA News/ Nanien Yuniar

Sukses dengan 2 buku “mesin waktu” petamanya ini, Cecel melanjutkannya dengan 2 buku “mesin waktu” yang lainnya. Jika dua buku pertamanya adalah mesin waktu kemasa lampau, dua buku berikutnya kemasa depan.

Buku ‘Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini’ (NKCTHI) dirilis Oktober 2018, dan mencatatkkan sejarah yang sangat baik bagi Cecel dan dunia buku Indonesia.

Cecel melakukan proses menulis buku NKCTHI selama 2 tahun, berarti sekitar tahun 2016, setahun setelah buku ke-2 nya dirilis. Pre-Order 500 buku pertama habis dalam 2 menit, 12 jam berikutnya Pre-Order 4.000 buku habis lagi. Pre-Order ke-3 habis 1.000 buku dalam semalam di web Gramedia, penjualan perdana di 10 toko Gramedia, sekitar 5.125 buku terjual habis dalam sehari.

Dikutip dari detik (08 Mei 2019), buku ‘NKCTHI’ ini sukses terjual lebih dari 100.000 buku dan menjadi yang terlaris di Indonesia. 

Tahun ini, tanggal 8 Mei buku ke-4 ‘Kamu Terlalu Banyak Bercanda’ (KTBB) melakukan Pre-Order pertama 1.000 Box Set (Buku+Merchandise) dan habis dalam waktu 3 menit. Pre-Order ke-2 sebanyak 5.000 buku habis dalam waktu 2 hari, 11 kali naik cetak dalam 1 bulan.

Untuk penjualan offline buku KTBB ini, Cecel melakukan metode yang berbeda dengan sebelumnya. Cecel tidak bekerjasama dengan toko buku “Raksasa” lagi, tetapi bekerjasama dengan toko buku yang kecil-kecil.

https://www.instagram.com/p/Bx7E5UMnfIH/

Dalam IdeaFest 2019 dua hari lalu, Cecel kembali mengisi salah satu panel dan bercerita tentang buku-bukunya dan pengembangan karya dari bukunya itu. Sangat menarik kalau melihat angka keberhasilan Cecel menjual karya bukunya.

Saya ada beberapa catatan yang sangat mungkin dilakukan oleh Sobat Millennials, untuk mengolah dan menjual karyanya.

Riset Yang Dalam.
Dalam setiap karya bukunya, Cecel melakukan riset yang sangat baik. Sehingga konten yang ada dibukunya menjadi sangat mudah diterima dimasyarakat dan menjadi bahan obrolan antar kawan.

Seperti tertulis diatas, buku NKCTHI membutuhkan waktu 2 tahun untuk riset, waktu yang cukup lama untuk riset dan menuliskannya buku. Buku KTBB lebih lama lagi, butuh waktu 10 untuk membuat prekuel (berlatar karya sebelumnya) buku NKCTHI ini.

Buku KTBB ini adalah karya yang paling takut dirilis oleh Cecel, karena karya ini dia anggap sebagai karya yang terlalu “gelap”. Kumpulan surat yang selama 10 tahun di”kubur”, karena isinya adalah tentang kemarahan. Takut karena hawatir yang nanti diwariskan adalah kemarahan, tetapi malah menjadi tumpukan “sampah” yang mungkin akan menjadi penyakit untuk diri sendiri.

Membangun Komunitas.
Dalam proses riset yang menggunakan social media yang otomatis melibatkan banyak orang dari banyak penjuru, Cecel secara tidak langsung membentuk komunitas untuk buku-bukunya.

Jika di Generasi 90an riset dilakukan melalui Twitter, NKCTHI dan KTBB dilakukan menggunakan Instagram dengan segala fiturnya. Komunitas berkumpul dan terbentuk secara organik, atas dasar minat dan/atau kebutuhan yang sama.

Membangun Hubungan Pertemanan Dengan Komunitas.
Komunitas yang sudah terkumpul ini kalau mau tetap kuat hubungannya dengan karyanya, maka harus dikelola dengan baik. Sebagai teman, selama masa riset, terutama untuk buku NKCTHI, yang Cecel lakukan adalah “mendengarkan” (membaca) ribuan pesan yang masuk. Reaksi dari para followers atas pertanyaan yang Cecel lontarkan.

Menurut Cecel, banyak orang yang ingin didengarkan, tetapi tidak semua orang mempunyai kemampuan verbal untuk menyampaikan apa yang ada dihatinya.

Reaksi yang masuk, dikumpulkan lalu diolah. Sebagian dipost di social media sebagai reaksi balik Cecel ke para teman-teman disana. Ini yang membuat banyak followersnya menganggap Cecel sebagai temannya. Efeknya, ketika si teman ini akan merilis karya buku, mereka senang sekali untuk membelinya. Bahkan ada yang sampai niat untuk menjadi yang pertama memilikinya, dan itu terjadi didua buku terakhirnya.

Memisahkan Komunitas G20 & NKCTHI
Perbedaan konsep atau tema buku, membuat Cecel memutuskan untuk tidak melibatkan komunitas buku sebelumnya untuk masuk dalam proses riset.

Bahkan diawal riset di Instagram buku NKCTHI, nama besar Marchella FP juga tidak digunakan. Cecel penasaran dengan reaksinya akan seperti apa, dan ternyata sangat besar reaksinya.

Jika dilihat gendernya, komunitas Generasi 90an rata-rata Laki-laki dan NKCTHI rata-rata Perempuan. Strategi ini berhasil merangkul pasar yang lain, diluar pasar karya sebelumnya.

Mengembangkan IP (Intellectual Property) Buku ke Banyak Medium.
Buku adalah karya dasar dari karya-karyanya Cecel, dari buku ini dikembangkan menjadi berbagai macam karya.

Tiga tahun pertama buku Generasi 90an, Cecel membuat Merchandise seperti kaos yang modalnya diambil dari royalti buku yang dicetak. Setelah itu berkembang ke bentuk-bentuk merchandise yang lain, dan akhirnya Cecel membuat lini usaha baru bernama ‘Proud to Post It’ untuk menangani merchandisenya.

Bekerjasama Dengan yang Lebih Ahli di Bidangnya
Cecel membangun perusahaan dengan sisa-sisa royalti buku setelah sebelumnya dia ditipu oleh seseorang. Dengan perusahaan dan tim yang dia bangun, Cecel mulai mengelola komunitas Generasi 90an lalu membuat beberapa Event dan berkembang terus sampai hari ini.

Cecel tidak sendiri untuk mengelola karyanya, saat ini dia dikelilingi oleh tim yang mampu membantu dan mengisi kekuarangannya.

Cast yang akan bermain dalam film Generasi 90an: Melankolia

Setelah 7 tahun akhirnya rumah produksi Visinema Picture menawarkan untuk membuatkan film yang diangkat dari 2 bukunya. Buku Generasi 90an akan dijadikan Film dengan judul ‘Generasi 90an: Melankolia’, dan buku NKCTHI juga dijadikan film dengan judul yang sama dengan judul bukunya. Urusan Film juga serahkan kepada yang lebih ahli.

https://www.instagram.com/p/BtvwgNMBKGM/

“Kalau Kerja Jangan Setengah-Setengah.”
Adalah pesan dari ayah Cecel saat suatu saat dia diminta untuk mengambilkan air minum, dan dikerjakan males-malesan sehingga airnya berceceran. pesan selanjutnya dari ayahnya adalah, semua yang dikerjakan sepenuh hati pasti sampai ke hati lain. Begitu juga sebaliknya.

Saat ini Cecel sedang menyiapkan karya buku terbarunya yang rencananya akan diberi judul “Pura-Pura Bukan Manusia” yang katanya (InsyaAllah) akan jadi buku ke-5 nya. Kita tunggu saja kapan buku ini akan dirilis, apakah akan memecahkan rekor penjualan buku sebelumnya?

Kalau kamu punya cerita tentang karya-karya Cecel, silahkan tulis cerita kamu di postingan artikel ini di Instagram @Rumah.Millennials, kita diskusikan disana.(eFKa)

Ferdian Kelana

Penulis adalah Team Hore Redaksi RumahMillennials.com Educational Board Games Designer & Founder Demeira Nusantara (Board Games Studio) www.demeira.com | Follow @DemeiraPlay (IG/FB/Tw) Inisiator Mainloka Indonesia (SDGs Board Games Movement) www.mainloka.com Volunteer Blood for Life Indonesia www.Blood4Life.ID | Follow @Blood4LifeID (IG/FB/Tw) -- STIFIn Lisensi Promotor --- Visit: www.FerdianKelana.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close