5 mitos dan langkah antisipasi bangkitnya Artificial Intelligence

RumahMillennials.com | Yang biasanya muncul di pikiran kita ketika mendengar “bangkitnya artificial intelligence” biasanya berupa dunia yang dikuasai oleh komputer, perang antara robot dan manusia, dan pemusnahan dunia oleh robot-robot tersebut. Aslinya, benarkah se-menakutkan itu?

Menurut Rich dan Knight di dalam bukunya yang terbit tahun 1991, artificial intelligence atau kecerdasan buatan adalah sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer dapat melakukan hal-hal yang saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia. Berdasarkan pernyataan tersebut, disimpulkan bahwa artificial intelligence dibuat manusia supaya komputer dapat menggantikan tugas-tugas manusia, bahkan jika mungkin, dengan lebih baik.

Saat ini, artificial intelligence sudah berkembang sangat pesat dan dapat kita temui di kehidupan sehari-hari kita. Contohnya, SIRI, robotika, dan yang sering ada di ponsel pintar seperti voice recognition dan visual recognition. Perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir sangat luar biasa, sehingga mungkin menjadi menakutkan bagi sebagian orang. Perlukah kita khawatir?

Artificial intelligence memang memiliki resiko untuk menjadi berbahaya. Seperti yang dikutip dari website www.futureoflife.org, artificial intelligence tidak memiliki emosi. Ia tidak bisa merasakan simpati, kasih sayang, kebencian, dan lain-lain. Keputusan yang diambil oleh artificial intelligence selalu paling logis dan yang paling mendekati tujuan, meskipun hal tersebut bisa saja dibilang “keji”.

Artificial intelligence diprogram untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, namun dalam upaya untuk mencapai tujuan, ia bisa menggunakan cara-cara yang destruktif. Jika kita tidak dapat sepenuhnya menyamakan tujuan kita dengan artificial intelligence, ia dapat mengambil langkah yang berbahaya. Contohnya, jika ada satu desa yang terkena wabah penyakit dan kita memerintahkan artificial intelligence untuk memberantasnya secara efektif, maka bisa jadi langkah yang ia ambil adalah menjatuhkan bom di desa tersebut agar wabah tidak menyebar.

Ilmuwan dan ahli teknologi besar seperti Stephen Hawking, Elon Musk, dan Bill Gates sangat mengkhawatirkan dan berusaha mengembangkan keamanan artificial intelligence, mengingat besarnya resiko yang dapat terjadi. Kekhawatiran terbesar adalah jika suatu saat artificial intelligence akan melebihi kecerdasan manusia. Manusia menjadi penguasa di planet bumi bukan karena kita adalah makhluk terbesar atau terkuat, melainkan karena kita adalah makhluk paling cerdas di planet ini. Jika kita bukan lagi yang paling cerdas, akankah kita tetap menjadi penguasa bumi?

Sebelum kita masuk ke langkah apa yang dapat kita ambil untuk menghadapi dunia di mana artificial intelligence akan berperan sangat besar, ada mitos-mitos yang harus diluruskan mengenai artificial intelligence.

Mitos yang pertama, kekhawatiran bahwa artificial intelligence dapat memiliki kesadaran dan berubah melawan manusia. Hal ini tidak benar. Kekhawatiran terhadap artificial intelligence adalah jika tujuan mereka tidak sejalan dengan tujuan manusia.

Mitos kedua, artificial intelligence tingkat tinggi sudah sangat dekat dan kita tidak bisa melakukan apa-apa. Hal yang benar adalah, artificial intelligence tingkat tinggi masih puluhan tahun jauhnya, dan saat ini kita dapat melakukan langkah-langkah perencanaan.

Langkah pertama untuk mempersiapkan diri memasuki era artificial intelligence tingkat tinggi adalah, tentu saja, belajar mengenai artificial intelligence, computer science, computer engineering, dan disiplin lain yang berhubungan dengan artificial intelligence. Jika kita ingin berada di garis depan di masa depan yang mengontrol dan berurusan langsung dengan artificial intelligence, tentunya kita harus memiliki pengetahuan dan pengenalan mendalam mengenai hal itu. Selain itu, meskipun tidak mau bekerja di bidang komputer, sebaiknya kita mengetahui dasar-dasar dalam menggunakan artificial intelligence untuk membantu pekerjaan kita. Di masa depan, tentunya hampir semua pekerjaan membutuhkan keahlian dalam menggunakan teknologi.

Langkah kedua, jangan takut menggunakan teknologi. Teknologi bukan musuh kita, tetapi sebaliknya membantu kita dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, dengan menggunakan teknologi, kita akan mengenal artificial intelligence lebih dalam, yang akan membantu kita dalam langkah ketiga.

Langkah terakhir, bagi yang bukan spesialis di bidang artificial intelligence, percayakan saja semuanya kepada orang-orang yang ahli di bidang tersebut. Percayalah bahwa mereka sudah mempersiapkan yang terburuk dan sudah memiliki SOP (Standard Operating Procedure) jika ada masalah yang timbul. Para ilmuwan komputer, termasuk sang jenius Stephen Hawking telah mewanti-wanti akan bahaya artificial intelligence, karena itu pasti ada langkah-langkah pengendalian yang dibuat.

Bangkitnya artificial intelligence adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. dan, perlu ditekankan, bukan merupakan hal yang buruk. Artificial intelligence diciptakan untuk membantu dan memperbaiki kehidupan manusia dan bumi, sebagai tempat tinggal manusia. Yang dapat kita lakukan saat ini adalah mempersiapkan diri untuk memasuki masa superintelligence atau artificial intelligence tingkat tinggi. Para ahli sedang mencari cara untuk memastikan artificial intelligence tidak menyeleweng dari tujuan manusia dan jika tiba waktunya hal itu bangkit, kita sudah memegang switch button untuk mengendalikannya.

Referensi:
futureoflife.orgnewyorker.comtechopedia.com

Author : 
Livia Alvina (Research & Development Rumah Millennials)

Comments (2)

  • Andreas Kevin Hadinatasays:

    June 25, 2019 at 8:14 am

    Wah saya jadi tahu lebih banyak nih mengenai A.I. Makasih banget ya untuk authornya, Livia Alvina Chandra!

  • salamsays:

    May 10, 2023 at 1:36 pm

    Blog artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih. Berbagai jenis teknologi dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan dan bidang. Salah satunya adalah VR Museum merupakan salah satu perkembangan teknologi yang menggunakan virtual reality di dalam museum.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close