Bekasi – RumahMillennials.com | Kemajuan sebuah kota bisa kamu lihat dari berapa banyak komunitas yang ada dan seberapa besar kontribusi komunitas – komunitas tersebut terhadap pembangunan kota. Komunitas mungkin masih sering dipandang sebelah mata dan dianggap “cuma orang kumpul – kumpul aja”, tapi sebenarnya lebih dari hanya sekedar berkumpul. Mereka yang berkumpul dengan satu visi, misi, dan tujuan untuk memberikan dampak positif bagi pembangunan kota tersebut, merupakan esensi utama dari sebuah komunitas bagi kemajuan kota.
Pentingnya membangun ekosistem komunitas bagi pembangunan kota inilah, yang menjadi topik utama dari sesi M-Talks Rumah Millennials Regional Bogor, Minggu 14 Februari 2021. Mengusung tema “Bogor Wicara – Membangun Ekosistem Komunitas Untuk Kemajuan Kota”, RMR Bogor menghadirkan tiga penggiat komunitas di Bogor antara lain Robby Firliandoko (Founder Bogor Ngariung), Nurhuda Anwar (Founder Cibinong Society), dan Suparno Jumar (River Defender Komunitas Peduli Ciliwung).
Nurhuda Anwar menceritakan bagaimana dia dan teman – temannya terdorong untuk membuka pikiran anak – anak muda di Bogor agar tidak hanya sekedar nongkrong – nongkrong saja, tapi mulai bergerak membuat perubahan positif bagi Bogor dengan mengarahkan untuk ikut kegiatan kerelawanan. Dengan komunitas Cibinong Society, Nurhuda ingin menunjukan kalau ikut kegiatan kerelawanan itu asyik, seru, dan tidak kaku. Fokus dari Cibinong Society meliputi tujuh bidang beberapa diantaranya seperti pendidikan, filantropi, dan lingkungan.
Namun, membangun komunitas tidak hanya dilakukan oleh generasi millennial atau gen z, tetapi generasi senior dari gen x dan baby boomers pun juga turut ambil bagian. Seperti Suparno Jumar, selaku River Defender Komunitas Peduli Ciliwung, bersama rekan – rekannya yang peduli akan kelestarian sungai, mengadakan kegiatan yang bertujuan menjaga lingkungan. Tidak hanya membersihkan sungai Ciliwung dan lokasi sekitarnya, Komunitas Peduli Ciliwung juga membuka diskusi terkait masalah – masalah lingkungan yang terjadi di Bogor, menanam biji – biji tanaman yang dipungut saat cuaca tidak bersahabat serta merawatnya, dan berkampanye di media sosial soal kegiatan Komunitas Peduli Ciliwung dan hal – hal yang berhubungan dengan kelestarian lingkungan.
Apa yang dilakukan Nurhuda dan Suparno bersama komunitasnya jelas memiliki peran penting dalam pembangunan kota. Akan tetapi, menurut Robby Firliandoko, komunitas juga harus bisa membangun ekosistem. Maka dari itu, bersama Bogor Ngariung, Robby melakukan berbagai usaha untuk mewadahi komunitas – komunitas yang ada di Bogor agar bisa saling mengenal satu sama lain dan berkolaborasi untuk membuat dampak yang lebih besar.
Tidak hanya itu, Bogor Ngariung juga menjadi ‘mak comblang’ komunitas untuk bisa bekerja sama dengan komunitas lain, pemerintah, swasta, NGO, dan media. Selain itu, seperti yang Robby katakan bahwa komunitas juga harus bisa membangun ekosistem, Bogor Ngariung memberikan pelatihan pada komunitas – komunitas yang ada dalam mengelola komunitasnya seperti merekrut relawan dan mengatur keuangan komunitas. Tujuannya, agar komunitas yang ada tetap bisa berjalan bahkan memberikan dampak yang lebih besar, serta memunculkan komunitas – komunitas baru.
Hadirnya komunitas di kota – kota tentu menjadi hal positif bagi pembangunan kota untuk jangka panjang. Terlebih lagi, berdasarkan data sensus 2020 yang dirilis BPS, generasi muda mendominasi total populasi 271,35 juta jiwa, dengan persentase gen z 27,94% dan millennial 25,87. Dengan terus menciptakan ekosistem yang kuat dan terus mengajak pemuda/i turut ikut andil dalam kegiatan kerelawanan bersama komunitas yang sesuai, kemajuan sebuah kota akan kian membaik untuk jangka panjang.
Leave a Reply