Pesan Najwa Shihab untuk Pemuda Apolitis & Sok Tahu Politik

JAKARTA – RumahMillennials.com | Pemilih Pemula di Indonesia jumlahnya sangat signifikan, sekitar 65 juta pemuda yang suaranya saat ini sedang diperebutkan oleh partai politik untuk mendapatkan sebanyak-banyaknya kursi di Parlemen. Itulah mengapa banyak partai yang merekrut anak-anak muda & publik figur untuk menjadi calon legislatif dari Partainya.

Sayangnya pendidikan politik untuk anak-anak muda ini sangat minim, sehingga membentuk pandangan pemuda seperti sekarang ini.

Najwa Shihab dalam sambutannya di acara Facebook Pemuda Memilih, membagi pemuda dalam 3 jenis. Pemuda yang Peduli Politik, gambaran pemuda ideal yang diharapkan. Kedua ada Pemuda Apolitis, yang cuek nggak perduli dengan politik. Terakhir ada Pemuda yang merasa tahu Politik, tatapi sebenarnya nggak tahu Politik.

Disini mbak Nana (sapaan akrab Najwa Shihab) membicarakan pemuda yang Apolitis dan Sok Tahu, terutama cara menghadapinya.

Pemuda Apolitis
Meraka yang merasa Politik & Pemilu tidak akan berarti apa-apa bagi kehidupan mereka. Mbak Nana memiliki 5 daftar pemikiran atau alasan basi yang biasanya dilontarkan oleh para Pemuda Apolitis ini.

1. Saya tidak cukup kenal masing-masing kandidat wakil rakyat.
Semua informasi kandidat ada di Media Sosial, semua kandidat berusaha untuk lebih dikenal oleh publik, terutama didaerah pemilihannya. Salah satu channel yang mereka gunakan untuk menyebarkan Informasi program yang akan mereka usung adalah melalui Media Sosial, jadi tidak ada alasan untuk tidak mengenal para kandidat ini jika mau mencari.

2. Saya tidak ada kandidat yang meyakinkan.
Kalau diperhatikan, mungkin saja pemuda tidak yakin 100% pada pacar mereka saat ini. Tetapi mereka meyakini bahwa dia orang yang tepat untuknya. Tidak ada kandidat atau pasangan yang 100% bisa memuaskan, tetapi seseorang harus dipilih. Kalau kamu tidak yakin pada seorang kandidat, minimal Yakin lah pada kemampuan diri sebagai orang yang cukup cerdas untuk memilih siapa yang tepat untuk negeri kita saat ini.

3. Saya tidak mempertaruhkan apa-apa.
Sebenarnya yang dipertaruhkan itu sangat besar, yang dipertaruhkan dalam pemilu saat ini adalah Masa depan. Bukan hanya masa depan kita, tetapi masa depan Bangsa ini. Siapapun yang akan menjadi Pemimpin hari ini akan mempengaruhi masa depan. Kita dapat mempelajari Sejarah, apa yang sudah dibuat oleh pemimpin kita terdahulu, efek kebijakannya masih berpengaruh hingga saat ini.

4 Saya tidak merasa terwakili
Apalagi nggak memilih, jelas nggak akan terwakili. Apakah kamu merasa kurikulum sekolah atau kuliah terasa menjenuhkan? sehingga lebih memilih bolos atau titip absen. Apakah kamu merasa khawatir undang-undang ITE akan membuat kita yang update status bisa masuk penjara? Apakah kamu sebel pada Internet yang suka ngadat?

Siapa lagi yang akan menyampaikan kebutuhan-kebutuhan itu, jika bukan anak muda. Jadi pemuda perlu memilih, agar kepentingannya dan nalarnya terwakili. Karena kalau tidak, orang-orang lawas yang itu-itu saja yang mewakili kita. Tidak ada perwakilan yang mencerminkan 65 anak muda, kalau anak mudanya tidak tidak peduli dengan pemilu.

5 Saya tidak suka politik
Politik itu bukan hanya rame-rame atau keributan para elit politik. Tidak ada satupun kehidupan masyarakat yang tidak berhubungan dengan politik, karena politik itu rangkaian kebijakan publik. Kalau kamu ikut memilih, bukan berarti kamu harus ikut rapat-rapat DPR atau jadi anggota partai. Memilih di Pemilu, justru kamu memilih wakil kamu untuk melakukan tugas-tugas itu. Jadi Tugas kita adalah memilih orang-orang yang tepat.


Pemuda Sok Tahu Politik
Mereka yang hidupnya hampir 24 jam di dunia digital, yang mempunyai keahlian luar biasa secera teknis. Jago ngedit foto, jago buat meme, tetapi tidak sadar apa akibat editan fotonya itu, jika bergulir dan digunakan untuk kampanye hitam. Pemuda yang tidak segan-segan menunjukkan identitas mereka agar terlihat sebagai bagian dari kelompok tertentu, tidak segan-segan menjatuhkan si A agar semua orang tau kalau dia ada dikelompok si B.

Bahkan kalau di gali lebih jauh, banyak diantara mereka bahkan tidak paham, si A itu mendukung apa dan si B itu mendukung apa, lalu cara apa yang dilakukan si A dan B untuk mencapai keinginan mereka.

Ini menjadi berbahaya, karena pemuda seperti ini dapat dijadikan pion-pion yang dimanfaatkan oleh pihat-pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka tidak sadar kalau dimanfaatkan, padahal penting punya kesadaran penuh untuk menentukan keberpihakan.

Anak Muda punya banyak Informasi, jangan mau main netral-netralan. Harus berani ambil keputusan dan menunjukkan keberpihakan, tetapi harus melalui proses lewat kedalaman analisa dan pengetahuan sejarah bangsa.

Jadi, manfaatkan kesempatan pemilu tahun ini. Cari tahu tentang calon kandidat wakil didaerah pemilihan mu untuk di parlemen nanti, ingat namanya lalu tanggal 17 April nanti datang ke Tempat Pemungutan suara untuk coblos namanya termasuk coblos calon Presiden yang kamu pilih. (eFKa)

Rekaman Audio Najwa Shihab saat memberikan Sambutan dalam acara Facebook Pemuda Memilih.

Ferdian Kelana

Penulis adalah Team Hore Redaksi RumahMillennials.com Educational Board Games Designer & Founder Demeira Nusantara (Board Games Studio) www.demeira.com | Follow @DemeiraPlay (IG/FB/Tw) Inisiator Mainloka Indonesia (SDGs Board Games Movement) www.mainloka.com Volunteer Blood for Life Indonesia www.Blood4Life.ID | Follow @Blood4LifeID (IG/FB/Tw) -- STIFIn Lisensi Promotor --- Visit: www.FerdianKelana.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close