Pandemi Covid 19 Mengajarkan Manusia Berempati Antar Sesama

Jakarta – RumahMillennials.com | Pandemi Covid 19 yang sudah mulai mewabah ke seluruh dunia sejak Februari 2020 telah mempengaruhi hidup banyak orang dalam segala aspek. Mulai dari pembatasan ruang gerak seiring kebijakan lockdown di beberapa negara, himbauan untuk karantina mandiri dengan tetap berada di rumah, dan anjuran untuk menjaga jarak fisik atau physical distancing dari WHO. Dalam keadaan yang tidak kondusif ini, hal yang sangat penting bagaimana manusia berempati antar sesama dalam menghadapi kesulitan.

Maka dari itu, topik “empati dan kontribusi” menjadi pembahasan utama webinar Siberkreasi bersama empat narasumber yakni Edho Zell (Content Creator), Anita Wahid (Mafindo & Waketum GNLD Siberkreasi), Rosdiana Setyaningrum (Psikolog), Dr. Vania Utami (Ketua Bidang Kesehatan Mental Rumah Millennials), dan dipandu oleh dua host Amho & Masbon.

Ada satu fakta menarik yang ditemukan oleh Edho Zell saat memberikan sumbangan berupa hand sanitizer kepada masyarakat. Ternyata, masih banyak orang yang tidak tahu benda apa itu hand sanitizer dan bagaimana menggunakannya. Bagi mereka mencuci tangan dengan hand sanitizer merupakan suatu hal baru karena biasanya cuci tangan dengan air dan sabun. Beberapa masyarakat juga bahkan tidak tahu apa itu social distancing, physical distancing, lockdown, dan istilah – istilah lainnya yang saat ini tengah populer semenjak wabah virus corona menyebar. Dalam hal ini, menurut Edho butuh sosialisasi dengan bahasa yang dekat dengan masyarakat setempat kalau perlu pakai bahasa daerah karena Indonesia itu luas dengan beragam bahasa, budaya, dan suku. Edho sebagai content creator juga berusaha membuat konten sebanyak mungkin melalui YouTube selama masa #dirumahaja, agar netizen punya tontonan dan hiburan.

Sejalan dengan Edho, Anita Wahid menekankan empati dibutuhkan dalam wabah ini. Anita melihat masyarakat Indonesia memiliki keunikan tersendiri setiap kali menghadapi musibah. Rasa empati dan ingin menolong sesama menjadi karakter khas dari masyarakat Indonesia, terbukti belum lama wabah corona menyebar dan memaksa setiap orang tetap di rumah, banyak sekali aksi – aksi galang dana dari masyarakat untuk membantu mereka yang terkena langsung dampak dari wabah ini. Seperti tenaga kesehatan yang kekurangan APD, menyediakan makan dan tempat tinggal untuk mereka, dan memberikan makan kepada para pekerja upah harian yang tidak dapat penghasilan akibat karantina mandiri di rumah seperti ojek online dan pedagang kaki lima. Anita menekankan agar seluruh rakyat Indonesia menguatkan persatuan dengan tidak menyalahkan satu sama lain, tapi fokus pada kontribusi apa yang bisa diberikan sehingga kita semua bisa kuat menghadapi pandemi ini.

Meski begitu, sayangnya masih banyak juga masyarakat yang kurang memahami apa yang tengah dihadapi oleh para tenaga medis sebagai pasukan terdepan dalam mengobati dan merawat pasien yang positif virus corona. Menurut laporan dari Dr. Vania Utami, ada stigma ke tenaga medis kalau mereka bisa membawa virus corona ke tempat tinggal mereka, bahkan ada perawat yang diusir dari rumah indekos karena masyarakat sekitar takut perawat tersebut terkena virus corona. Tidak hanya itu, beban kerja tenaga medis bertambah karena banyak orang yang ke rumah sakit untuk periksa kesehatan dan itu mempengaruhi mental tenaga medis. Terlebih lagi, ketika mendengar ada tenaga medis yang meninggal, itu sangat mempengaruhi mental mereka sehingga tenaga medis juga rentan terserang penyakit akibat stress.

Menanggapi hal tersebut, Rosdiana Setyaningrum selaku psikolog mengatakan pentingnya persebaran informasi dari sumber yang terpercaya agar tidak terjadi ketakutan dan kepanikan berlebihan. Ketakutan masyarakat timbul karena ketidaktahuan dan informasi yang simpang siur tersebar di media sosial dan Whatsapp, sehingga hal itu mempengaruhi mental. Dengan mengonsumsi media sosial secukupnya, membaca berita dari informasi yang terpercaya, serta ikut aksi – aksi kemanusiaan seperti penggalangan dana yang dilakukan oleh kerabat atau teman, hal itu dapat mengurangi ketakutan dan meningkatkan empati.

Sobat millennials, untuk pertama kalinya fenomena dunia benar – benar mempengaruhi hidup kita secara langsung. Wabah covid 19 ini menguji mental semua orang mulai dari pemerintah, media, tenaga kesehatan, para pekerja harian, dan kita semua yang pergerakannya dibatasi karena harus #dirumahaja. Dilihat dari sisi positifnya, covid 19 cara alam untuk mengajarkan manusia tentang pentingnya empati antar sesama, mengesampingkan ego, dan peduli terhadap mereka yang kesusahan akibat wabah ini. Kurang – kurangi baca media sosial dan grup Whatsapp yang isinya berita – berita corona, tetap produktif selama di rumah, dan ikut kontribusi dalam aksi sosial yang dilakukan oleh mereka yang membuat gerakan.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close