Ada 5 Alasan Buat Kita Yang Masih Muda, Untuk Merantau ke Luar Negeri!

JAKARTA – RumahMillennials.com | Sobat Millennials, pernah gak sih kepikiran kalo sebenernya kita itu semakin hari semakin berkurang umur? Alias makin ehem…….T.U.A. Yessss, masa muda itu gak akan bisa keulang dua kali sob, waktu berjalan terus, hidup penuh dengan lika-liku dan perubahan, sehingga sedetik pun momen dalam hidup kita jangan sampai sia – sia. Apalagi kesempatan untuk menjelajahi dunia, wah pas masih muda gini emang waktu yang paling pas buat jadi perantau global.

Sebagai pemuda yang cukup beruntung pernah menjadi perantau luar negeri dari tahun 2011 – 2015, dimana saat itu saya pergi ke Jepang untuk menimba ilmu International Management di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU).

Bukan cuma jadi mahasiswa, tapi sebenarnya saya pergi ke sebuah dunia kecil karena isi mahasiswa di kampus APU 52 % orang mancanegara dan 48% orang Jepang. Terlebih lagi, mahasiswa asing seperti saya, datang dari lebih dari 80 negara diseluruh dunia!

Disaat itulah pelajaran paling berharga tentang hidup benar – benar saya alami. Banyak sekali culture shock, kesalahpahaman, jatuh-bangun yang membuat saya menjadi pribadi yang lebih baik setelah pulang ke Indonesia pada 2015.

Ada banyak hal yang saya alami, yang tidak mungkin saya alami jika saya kuliah di Indonesia, salah satunya tahun pertama saya habiskan tinggal bersama MABA dari berbagai negara dan 3 tahun setelahnya tinggal bersama dua teman Jepang. Jadilah, berbagai cara hidup dan kebiasaan yang mengejutkan saya harus dihadapi dengan penuh kesabaran.

Itu hanya sebagaian keseruan jadi perantau luar negeri. Menurut saya, selagi masih dalam usia muda paling tidak setahun aja, kamu harus merasakan tinggal di luar negeri. Itu sudah cukup membuat pemikiranmu lebih terbuka tentang dunia luar. Alasan – alasan lainnya kenapa kamu harus jadi perantau luar negeri selagi muda adalah berikut ini:

1. Perbedaan Menjadi Hal Yang Biasa
Disaat sekarang perbedaan menjadi sesuatu yang sering memicu konflik di negeri kita, cobalah kamu jadi anak rantau luar negeri! Bukan cuma beda agama atau bahasa, melainkan beda budaya dan pemikiran. Ditambah lagi, kamu ada berada disituasi dimana kamu harus bekerja sama dengan mereka, entah itu di organisasi, kegiatan volunteer, tugas kuliah, dll.

Mau tidak mau, kamu akan ‘digembleng’ untuk bersikap lebih toleran dengan segala perbedaan yang ada dalam grupmu. Hal itu akan membuat kamu menjadi orang yang mempunyai pemikiran terbuka dan tidak mudah baper jika ada orang yang punya pemikiran ‘nyeleneh’ di lingkunganmu.

2. Tahu Bagaimana Hidup Dalam Kesempitan
Mau makan? Harus bisa masak! Gak bisa masak, ya kamu harus cari duit buat bisa beli makan tiap hari. Tinggal di negara orang membuat kamu akan mencari cara kreatif untuk tetap bertahan hidup dan memenuhi segala kebutuhanmu. Saya yang tadinya gak bisa masak, akhirnya ngerti urusan dapur karena saya harus memasak untuk menghemat biaya.

Saya juga mau jadi ‘kacung’ seperti jadi tukang sapu di kampus, tukang bersih kamar mandi hotel, waiter restoran, dan pelayan hotel demi mendapatkan uang tambahan serta meringankan beban orang tua. Cari duitnya gak sembarangan, karena saya juga harus mengikuti alur serta budaya kerjanya orang Jepang yang sangat berbeda dengan orang Indonesia. Disitulah saya paham etos kerja orang Jepang, dan mengapa mereka bisa maju.

3. Bangga Banget Jadi Orang Indonesia
Saya tuh punya rasa nasionalisme setinggi sekarang karena saya sangat bangga menjadi orang Indonesia selama saya tinggal di Jepang. Jauh dari tanah air, malah semakin membuat saya ingin lebih banyak tahu soal budaya Indonesia itu seperti apa.

Karena saya harus mengenalkan ke masyarakat lokal di kota Beppu dan Oita tempat saya tinggal, ke teman – teman Jepang & International, dan menampilkan seni budaya Indonesia di acara – acara pertukaran budaya. Dari sinilah, saya benar – benar bersyukur terlahir sebagai orang Indoensia, karena negeri kita itu memang yang paling unik dari segi kebudayaannya.

Semakin sering cerita soal Indonesia, semakin besar rasa cinta saya terhadap Indonesia. Tanya saja ke mantan perantau luar negeri lainnya, pasti mereka juga jadi lebih mencintai Indonesia setelah pergi jauh dalam waktu yang cukup lama. Percaya deh, kamu harus banyak – banyak bersyukur terlahir sebagai orang Indonesia.

4. Menghargai Uang
Ada beberapa teman – teman saya yang emang tajir dari sononya, dan dikasih banyak sama keluarganya jadi uang bukan masalah. Tapi bagi ‘rakyat jelata’ seperti saya, setiap uang yang saya keluarkan itu harus benar – benar dengan perhitungan yang tepat.

Figure 1 Source: BBC Japan

Saya harus pastikan, sepeser uang yang saya keluarkan memang benar – benar bisa memenuhi kebutuhan saya dan tabungan saya tetap aman di kemudian hari. Dengan begitu, saya terlatih untuk hemat dan menjauhi gaya hidup hedon alias boros.

5. Jadi Berbeda, Tapi Ke Arah Yang Lebih Positif
Contohnya, kalau ke beberapa restoran terutama fast food, saya terbiasa membawa nampan beserta sampahnya ke tempat sampah dan pengembalian nampan. Ada sebuah manner di Jepang, dimana kita harus mengembalikan piring dan nampan ke tempat yang telah disediakan, agar pekerjaan waiter lebih efisien serta orang lain dengan cepat bisa menggunakan meja yang tadi kita pakai. Sampai hari ini, kebiasaan seperti itu masih saya lakukan dan teman – teman saya sering heran dengan kebiasaan ini.

Figure 2 Source: yelp.com.sg

Selain itu, karena kamu terbiasa dengan segala perbedaan budaya dan pemikiran, kamu tidak akan mudah terhasut atau ikut – ikutan gosipin kejelakan orang lain hanya karena orang itu tidak sepemikiran dengan lingkungan. Kamu tidak mudah menghakimi orang lain, karena di lingkungan kamu saat jadi perantau luar negeri, perbedaan itu jadi hal yang normal. Tidak perlu di permasalahkan sampai berlebihan.

Perlu saya garis bawahi, kamu harus jadi perantau luar negeri yang seutuhnya. Maksudnya, kamu harus berbaur dengan masyarakat lokal, ikut kegiatan bersama mereka, sering main dan berdiskusi dengan teman – teman dari negara lain, dan keluar dari zona nyaman. Ada banyak orang Indonesia yang saya lihat saat masih di Jepang, terlalu nempel dengan orang Indonesia, makan makanan Indonesia terus, kesehariannya juga pasti ngomong bahasa Indonesia, dan tidak berbaur dengan masyarakat lokal maupun teman – teman International lainnya.

Bagi saya, hal itu sangat sia – sia karena untuk menjadi perantau luar negeri, kamu mengeluarkan banyak biaya dan pengorbanan lainnya. Kalau ujung – ujungnya tetap berada di lingkungan Indonesia saja, dan tidak mau bergaul dengan masyarakat lokal atau teman – teman International lainnya, maka alangkah sayangnya seluruh biaya yang dan pengorbanan yang kamu keluarkan.

Jadi perantau dalam negeri saja belum tentu gampang, apalagi perantau luar negeri. Tapi karena itulah, kamu akan mendapatkan pelajaran kehidupan dari alam, sesuatu yang tidak akan kamu dapatkan di bangku kelas. Sekarang banyak program – program beasiswa, kamu juga bisa bikin proposal untuk dapat sponsor agar bisa sekolah diluar negeri, bahkan kamu bisa melamar kerja di negara lain lewat internet. Jika kemauan kamu kuat untuk jadi perantau luar negeri, maka pasti akan diberikan petunjuk dan jalan oleh-Nya.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Comments (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close