Hasil Survey Kegemaran Menonton Film Millennials

JAKARTA – RumahMillennials.com | Halo, sobat millennials! Gimana akhir pekan kamu? Yang pasti menyenangkan lah iya karena bisa istirahat. By the way teman-teman, tim jurnalis Rumah Millennials sudah mengadakan survey lho. Hasilnya seperti apa? Let’s Check it out!

Survey yang kami jalani ini berhasil menggaet 138 responden dimana lebih dari setengahnya adalah perempuan sebesar 58,7%, dan laki-laki sebanyak 41,3%. Responden kami sebagian besar adalah mahasiswa, yakni 54,3%, tapi ada beberapa yang bekerja sebesar 35,5%.

Sisanya adalah wirausaha dan mahasiswa sambil bekerja. Range usianya didominasi oleh usia 17-20 tahun dan 21-24 tahun masing-masing sebanyak 37%. Sedangkan 18,8% berusia antara 25-30 tahun dan 7,2% berumur 30-35 tahun.

Hasil survey menunjukkan, motif orang untuk menonton film itu bermacam-macam. Sebanyak 55 orang bertujuan untuk belajar perspektif baru, 78 responden mengatakan kalau menonton film dapat melepas penat dan 51 orang ingin menghabiskan waktu senggangnya.

Tapi memang film itu sejatinya adalah hiburan dimana sebanyak 97 orang menyatakan demikian. Film merupakan imajinasi yang dihidupkan dan divisualisasikan sehingga kitapun merasa terhibur dan terpesona dengan menontonnya sehingga stress akibat beraktivita pun hilang.  

Dalam memilih film pasti ada indikatornya dong dan berdasarkan hasil survey kami, ada dua indikator yang paling banyak dipilih: Karena genre favorit dan alur cerita menarik. Sedangkan indikator rating bagus dan aktornya berkelas kurang menjadi pilihan.

Ada beberapa film yang memang memiliki semua indikator diatas, contohnya kayak Avengers yang dibintangi oleh Chris Hemsworth, Chris Evans, Scarlet Johansson, Robert Downey Jr. Tapi, kembali lagi, setiap orang punya selera dan indikatornya masing-masing.

Sebagian besar memilih untuk menonton di bioskop. Ada banyak penyebab kenapa orang suka ke Teater: ingin terus update dengan perkembangan, melepas penat, dan tentunya di bioskop fasilitasnya juga kece.

Kalau menurut tim, pergi ke Teater dengan pasangan dan teman-teman dekat jadi semacam quality time yang nggak akan bisa didapat dengan kita menonton dengan cara streaming dan download film. Balik lagi, kesibukan kita sehari-hari menuntut kita untuk mencari quality time dan pergi ke bioskop menjadi solusi ampuh.

                 Ada temuan menarik disini dimana menonton sendiri maupun bersama teman jadi pilihan teratas. Berarti ada dua kesimpulan yang bisa kita ambil: Mereka mencari me time dan quality time bersama sahabat atau teman dekat. Di tengah kesibukan dan bertemu dengan banyak orang, kita merasa lelah sehingga kita butuh yang namanya me time dan menonton film menjadi opsi yang menarik.

Film dapat menjadi sumber inspirasi, emosi, dan untuk kita berimajinasi ria. Sedangkan kesimpulan terakhir, menonton film dapat dijadikan alasan untuk kumpul bersama sekaligus berbicara tentang bagaimana alur cerita, tokoh, dan visualisasinya. Menjadi bahan yang bagus utnuk menarik obrolan.

Ternyata memang, film Hollywood masih jadi favorit para responden karena dari segi efek, aktor, alur cerita juga sangat menarik bagi penonton. Tapi bukan berarti film Indonesia  maupun Asia tidak kalah menarik. Film Indonesia saat ini juga kualitasnya sama baiknya.

Mulai dari film Milly dan Mamet, Keluarga Cemara, The Night Come for Us. Bahkan Pengabdi Setan menyabet banyak prestasi di dalam maupun luar negeri. Selain itu film Asia (Jepang, Cina, Thailand) juga tidak kalah menarik dan menjadi tontonan bagi orang banyak.

Speaking of genre, ada tiga genre yang paling disenangi: romance, action, dan comedy. Kita akan sedikit analisis tentang film romance. Dalam beberapa tulisan, ternyata genre romance dapat membuat kita terinspirasi sekaligus emosional dengan alur ceritanya. Kita bisa menitikkan air mata dan membuat penontonnya itu reflektif terhadap kisah percintaannya (kalau kamu couple ya :D).

Ada juga yang menonton film genre ini karena ingin “melarikan diri”, maksudnya kalau romance itu kan tokohnya jarang ada yang egois, kalaupun berantem ujung-ujungnya balik lagi (Kecuali film 500 days of Summer dan mungkin beberapa film lainnya). Ini beda banget di dunia nyata, dimana kita tidak bisa menahan ego diri sehingga kita pun akan berandai-andai kalau misalkan kisah percintaannya kayak di film-film.

Sedangkan kalau film comedy itu jelas bisa membuat kita tertawa. Dan setiap orang setidaknya butuh tertawa untuk menghindari stress. Itu satu alasan mengapa kita harus menonton genre ini. Selain itu, genre ini cocok untuk semua kalangan umur. Ada yang berbasis parenting, animasi, komedi romantis dan beberapa lainnya.

Kalau film action ini ada keuntungannya tersendiri. Pernahkah sobat ingin sekali memukul orang ketika menonton genre ini? Itu adalah salah satu efek dari film action dimana imajinasi kita hidup dan merasakan excitement dari menonton film ini. Meskipun, orang yang menonton film ini tekanan darahnya dapat meningkat. Ini menurut riset yang dilakukan UCL, King College London dan rumah sakit St.Mary.

Oke, setelah kita ngomongin dan sedikit analisis soal genre, kita lanjut ke berapa lama dalam sehari menonton film. Sebanyak 46,4% sedikitnya menonton antara rentang waktu 1-2 jam dan 31,9% menonton selama 2-3 jam dan ada yang menonton dalam sehari 4-5 jam.

Itu berarti berhubungan dengan motif orang menonton film dimana mereka mencari hiburan selepas bekerja atau beraktivitas. Setidaknya, satu film dapat jadi penghancur stress dan sumber inspirasi sehingga membuat kita semangat dan dapat mengisi energi yang hilang. Sedangkan sisanya menunjukkan preferensi yang berbeda, dimana film bukan menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu, sebagai hiburan dan sebagainya.

Jika kita lihat survey selanjutnya, dalam dua bulan terakhir, 63% responden berkata kalau mereka bisa telah menonton 8-10 film. Kalau kita hitung dengan banyaknya jumlah minggu dalam satu bulan, yaitu empat minggu, berarti setidaknya mereka menonton sebanyak satu film selama seminggu.

Sedangkan, responden yang memilih 1-5 film dalam dua bulan terakhir menunjukkan dua hal: mereka memiliki aktivitas yang sangat padat sehingga dalam seminggu dia tidak bisa menonton film atau ada orang yang menonton film karena kepo terhadap film tertentu. Itu berarti film telah menjadi gaya hidup banyak orang, tetapi tidak juga bagi sebagian orang. Tergantung selera dan preferensi masing-masing dalam memilih jenis hiburan untuk menghabiskan waktu maupun melepas penat.

Menonton film adalah soal selera dan preferensi gaya hidup dimana pilihan berada di tangan kita. Ada yang suka sekali dan menjadikan menonton film sebagai gaya hidup, dan ada beberapa yang hanya kepo sama film tertentu bahkan ada yang tidak menyukai menonton film. Terlepas dari itu semua, orang membutuhkan hiburan dan film adalah salah satu pilihan yang ada di dunia ini. Setidaknya, kita butuh pelarian dari aktivitas yang kita lakukan atau sekedar menghabiskan waktu bersama dan me time supaya ada energi yang terisi sehingga kita bisa menyambut hari dan kegiatan baru.

(Tim Jurnalis Rumah Millennials)

Sumber:

  • https://www.jawapos.com/entertainment/music-movie/26/04/2018/pengabdi-setan-sabet-penghargaan-film-horor-terbaik-di-amerika-serikat
  • https://topyaps.com/top-10-benefits-of-watching-movies/
  • https://myessaypoint.com/positive-negative-effects-movies
  • https://www.complex.com/pop-culture/2016/06/why-do-we-watch-horrible-romance-movies
  • http://www.themagtime.com/people-need-watch-comedy-movies/
  • https://www.reference.com/world-view/people-watch-comedies-73d5f0044400f45
  • https://scienceandsamosa.com/why-people-like-action-movies-some-science-to-it/film.ezinemark.com/why-people-keep-watching-romance-films-7d30ca4db6aa.html

Foto: Qupas, Hipwee

Rizky Ridho Pratomo

Siblings Rumah Millennials Saya adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Bidang yang saya minati adalah Politik, Keamanan, Hubungan Internasional, Filsafat, Agama, Lingkungan, Pendidikan dan Pengembangan kepemudaan. Memiliki passion dalam menulis artikel dan membaca buku. Beberapa bulan lalu bergabung di Rumah Millennials dan menjadi Kepala Bidang Riset dan Pengembangan.

Comments (2)

  • Rahmad Rivaldisays:

    December 20, 2019 at 5:43 pm

    selamat sore,
    berguna sekali hasil survei yang telah dilakukan, jujur hal ini sangat bermanfaat untuk saya pribadi. saya ingin bertanya apakah survei yang dilakukan dibukukan dalam jurnal atau dipublikasikan secara legal? jika di bolehkan saya ingin minta hasil nya untuk referensi skripsi saya tentang bioskop, tentu nya sumber akan saya lampirkan pada skripsi saya. terima kasih

    • Audi Rahmantiosays:

      December 21, 2019 at 1:05 pm

      Hi Rahmad,
      Terima kasih atas apresiasinya. Kami hanya melakukan survei kecil – kecilan saja tidak dibukukan atau dibuat jurnal. Jadi mohon maaf mungkin belum bisa dipublikasikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close