PRESS RELEASE
Kondisi minat baca bangsa Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Data yang dikeluarkan oleh Central Statistic Agency (BPS) menyebutkan bahwa minat baca penduduk Indonesia hanya 17 %, bandingkan dengan kegemaran masyarakat Indonesia menonton televisi sebesar 91,68 %.
Rendahnya minat baca, tentu mempengaruhi keterampilan untuk memahami bacaan serta menulis. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi. Karena membaca adalah referensi untuk menulis. Bagaimana bisa seseorang bisa menghasilkan tulisan yang baik jika ia tidak suka membaca. Oleh sebab itu untuk menghasilkan tulisan yang baik, dianjurkan penulis pun gemar membaca dan sebaliknya.
Indonesia memiliki 1.317 penerbit yang terdaftar di IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) sedangkan data yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional Indonesia jumlah penerbit mencapai sekitar 3.277. Banyak penerbit di Indonesia dimiliki perorangan dan bersifat private. Tak heran jumlah buku yang diterbitkan setiap tahunnya mencapai 40.000 judul.
Market size Indonesia untuk penerbitan buku menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Dalam rentang waktu 2007-2012 pasar penerbitan buku mengalami peningkatan 6% setiap tahunnya. Jumlah yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia perlahan mengalami peningkatan, seiring dengan permintaan akan ragam buku-buku yang bagus di pasaran. Tentu saja profesi penulis buku turut menjadi permintaan pasar, karena pembaca ingin mendapatkan variasi bacaan yang bermutu, kreatif dan inspiratif. Tahukah kamu bahwa saat ini penulis Indonesia yang terdaftar menurut riset dikti Juni 2016 adalah 3.575 orang. Jumlah yang cukup banyak, namun bila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa dan Amerika yang bisa mencapai 30.000 orang.
Potensi Profesi Penulis di Masa Depan
Berdasarkan data yang diuraikan diatas, jelas Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi profesi penulis buku. Oleh karena itu keterampilan menulis yang baik dan kreatif harus ditingkatkan pada generasi muda, karena mereka yang menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.
akutahu.com menyelenggarakan creative workshop Akulah Si Penulis yang bekerjasama dengan sejumlah pihak seperti Ikatan Alumni Mahasiswa UI (Iluni) dan Binus Center. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 29 April 2017 di Auditorium Binus University Kampus Anggrek, Jakarta Barat.
Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB, diisi oleh Dodi Mawardi selaku keynote speaker. Dodi Mawardi adalah penulis buku profesional (50 buku – Belajar Goblok dari Bob Sadino) menuturkan bahwa “profesi menulis sebagai sebuah pilihan hidup, yang layak untuk dijalani”.
Dalam workshop tersebut, Dodi memberikan tips dan trik bagaimana memanfaatkan peluang dibidang penulisan mulai dari penulis buku, penulis artikel, skenario hingga penulis media sosial yang permintaan akan profesi ini sangat tinggi beberapa tahun terakhir. Ia juga memperkenalkan pekerjaan yang belum banyak didengar oleh publik, yaitu ghost writer. Dodi juga mengungkapkan pendapatan yang fantastis yang diperolehnya sebagai ghost writer. Tak lupa Dodi menjelaskan tahapan apa yang harus dilalui seorang penulis pemula sebelum akhirnya diakui pasar menjadi ghost writer.
Peserta creative workshop Akulah Si Penulis memiliki latar belakang sebagai pelajar SMA, mahasiswa, dan blogger. Mereka sangat antusias dengan acara dan materi yang disampaikan keynote speaker. Apalagi di setiap sesi diselingi dengan kuis-kuis berhadiah yaitu bermain kata dan kalimat. Hadiah telah disiapkan oleh tim akutahu.com dan juga Dodi sendiri.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramodya Ananta Toer
Akutahu, Support Generasi Z Making History
Leave a Reply