Begini Cara Penipu Manfaatkan Kecintaan Gen Z pada Ponsel

Rumah Millennials — Di zaman di mana dunia maya hampir seperti taman bermain yang luas dan bebas, kenyataannya anak-anak muda generasi Z malah semakin sering menjadi korban penipuan digital.

Seolah-olah mereka sedang terlena menikmati permainan atau aplikasi terbaru, sementara di balik layar, ada pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memanipulasi informasi mereka dengan licik.

Menurut Laporan Siber Konsumen 2025 dari Consumer Reports, kasus penipuan melalui SMS yang menjerat Gen Z mencapai rekor tertinggi. Penerima SMS berusia 18 hingga 29 tahun mengalami lonjakan 27 persen dari tahun sebelumnya dalam menerima pesan penipuan, jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia di atas 30 tahun yang hanya naik 7-8 persen saja.

Ini menandakan bahwa sasaran empuknya adalah generasi yang sehari-hari sangat bergantung pada ponsel pintar dan aplikasi pesan instan. Salah satu perumpamaan yang tepat bagi situasi ini adalah seperti anak muda yang sedang asyik bermain di taman bermain digital, tetapi di sela-sela keseruan itu, ada “pencuri” yang mengintai untuk mengambil barang berharga mereka secara diam-diam.

Gen Z sangat familiar dengan teknologi dan serba cepat dalam mengoperasikan gadget, tapi itu ternyata tidak cukup untuk melindungi mereka dari jebakan dan tipu daya yang makin kompleks, bahkan di dunia digital yang mereka rasa paling aman.

Penelitian dari Malwarebytes menguatkan gambaran ini, menunjukkan bahwa dua dari tiga korban penipuan digital adalah Gen Z dan millennial. Meskipun sangat tech-savvy, Gen Z rentan terhadap penipuan berbasis ekstensif teknologi AI seperti deepfake, suara palsu, hingga ancaman sextortion (pemerasan dengan ancaman menyebarkan foto pribadi) yang membuat 58 persen dari mereka pernah menjadi sasaran dan 28 persen menjadi korban nyata.

Faktor lain yang membuat Gen Z menjadi target utama adalah keterbukaan mereka dalam berbagi informasi secara daring. Generasi ini lebih cenderung menjalin komunikasi secara privat melalui pesan teks dan berbagi foto pribadi, yang jika bocor atau jatuh ke tangan penipu, akan dimanfaatkan untuk mengeruk keuntungan.

Seorang pakar menjelaskan bahwa kebiasaan ini ibarat sedang memainkan sebuah permainan berisiko tinggi tanpa pelindung keamanan yang memadai. Selain itu, tekanan sosial dan ketidaksiapan finansial juga berperan dalam kerentanan Gen Z. Misalnya, mahasiswa baru yang memasuki fase mandiri secara finansial ternyata tidak memiliki cukup pengalaman untuk membedakan mana tawaran asli dan penipuan online seperti sewa apartemen palsu atau undian hadiah yang hanya kedok untuk mencuri data.

Data dari Experian juga mengungkap bahwa 52 persen Gen Z mengalami kecemasan tinggi terkait privasi daring dan misinformasi, yang menunjukkan kesadaran mereka terhadap risiko, namun bukan berarti mereka selalu siap menghadapi ancaman tersebut. Kesenjangan antara rasa takut dan pengetahuan praktis inilah yang sering dimanfaatkan oleh pelaku penipuan.

Dalam mengatasi fenomena ini, pakar keamanan digital menggarisbawahi pentingnya literasi digital mulai dari anak muda dan keluarga agar mereka lebih waspada dan mampu menggunakan alat keamanan seperti pengelola kata sandi, autentikasi ganda, dan aplikasi yang menghalau pelacak serta malware.

Referensi
Laporan Siber Konsumen 2025 dari Consumer Reports (Consumer Cyber Readiness Report 2025)

New Report: 2025 Consumer Cyber Readiness

https://innovation.consumerreports.org/2025-Consumer-Cyber-Readiness-Report.pdfArtikel

Malwarebytes tentang penipuan digital berbasis AI yang menargetkan Gen Z
https://www.malwarebytes.com/blog/news/2025/10/ai-driven-scams-are-preying-on-gen-zs-digital-livesBerita

Survei dari Newsweek terkait risiko penipuan pada Gen Z dan millennial
https://www.newsweek.com/gen-z-and-millennials-most-at-risk-of-ai-scams-survey-shows-10892076

Press release dan materi resmi dari Experian mengenai kecemasan Gen Z tentang privasi online
https://www.experianplc.com/newsroom/press-releases/2025/over-1-in-2-gen-z-are-anxious-about-online-privacy-and-misinform

Artikel Liputan6 yang membahas alasan Gen Z sering menjadi sasaran empuk penipuan digital
https://www.liputan6.com/global/read/6184340/ini-alasan-gen-z-kerap-jadi-sasaran-empuk-penipuan-digital

Data dan rilis resmi Consumer Reports mengenai lonjakan penipuan lewat teks dan pesan singkat
https://www.consumerreports.org/media-room/press-releases/2025/10/consumer-reports-study-finds-surge-in-texting-and-messaging-scams/

Yudha Adyaksa

Penulis adalah Ketua Bidang Pemberdayaan Minat dan Bakat Pemuda Rumah Millenials, Founder Y2F Media (https://y2f.media) Inisiator Learning Forum (Ningrum), dan Wakil Ketua Divisi Digital Content Rumah Millennials

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close