Film 3 Srikandi Ajarkan Kita Akan Kesetaraan Gender Dan Semangat Juang

Bekasi – RumaMillennials.com | Dalam rangka memperingati hari Karitini 22 April 2022, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara nonton bareng (nobar) film 3 Srikandi dan webinar Jumpa Sapa yang membahas tentang Profil Pelajar Pancasila, kesetaraan gender, inklusivitas, serta penuntasan kekerasan seksual.

Puspeka Kemendikbudristek tahun ini mengambil tema “Dari Srikandi Untuk Kartini” dengan tujuan mengingat kembali semangat emansipasi wanita yang dulu diperjuangkan oleh R.A. Kartini. Acara ini dilakukan secara hybrid, perpaduan antara online dan offline, di CGV Cinemas FX Sudirman, Jakarta Selatan. Khusus peserta yang datang di CGV, hanya 30 orang terpilih berdasarkan penilaian dari lomba esai dan video yang diumumkan di Instagram cerdasberkarakter.kemendikbudri. 30 orang terpilih tersebut akan mendapatkan kesempatan nonton langsung film 3 Srikandi di studio bersama 3 narasumber yang mengisi sesi talkshow antara lain Swastika Nohara (Penulis 3 Srikandi), Arawinda Kirana (Aktris), dan Inez Kristanti (Psikolog Klinis).

Film 3 Srikandi sendiri menceritakan tentang kisah nyata perjuangan 3 atlit panahan putri yang meraih medali perak di Olimpiade Seoul 1988. Dalam film yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari (sebagai Nurfitriyana Saiman), Chelsea Islan (sebagai Lilies Handayani), Tara Basro (sebagai Kusuma Wardhani), dan Reza Rahardian (sebagai Donald Pandiangan) itu, memiliki banyak nilai – nilai tentang perjuangan dan kesetaraan gender.

Baik Yana, Lilies, dan Kusuma, ketiganya sama – sama harus menghadapi pertentangan dari keluarganya, sehingga mereka berjuang meyakinkan keluarga bahwa mereka bisa berprestasi di olimpiade. Sementara Pandi, yang terlanjur sakit hati kepada pemerintah karena gagal berangkat ke olimpiade Moscow, akhirnya bangkit dari keterpurukan dan bersedia melatih atlit putri dengan syarat tidak boleh ada intervensi dari asosiasi maupun pemerintah.

Setelah lolos seleksi, ketiga atlit panahan itupun menjalani camp pelatihan di Sukabumi bersama Pandi. Latihan keras dan disiplin yang diterapkan oleh Pandi awal – awal sulit dijalani oleh tiga Srikandi tersebut namun setelah melewati berbagai proses, akhirnya mereka pun bisa fokus dan disiplin menjalani pelatihan. Sebelum berangkat ke olimpiade, akhirnya tiga Srikandi itu pun mendapat restu dari masing – masing keluarga. Yana yang sebelumnya ditentang oleh ayahnya menjadi atlit akhirnya mendapat doa dan izin dari orang tuanya, ibu Kusuma menyampaikan doa dan harapannya melalui telepon, sedangkan Lilies yang harus kehilangan ibunya karena kecelakaan termotivasi memberikan yang terbaik dan membuat bangga mendiang ibu.

Saat di olimpiade, tiga atlit itu gagal meraih olimpiade di nomor perorangan hingga harapan mereka tersisa di nomor regu. Sayangnya, mereka gagal meraih medali emas setelah tuan rumah Korea Selatan memenangkan pertandingan. Di perebutan medali perak, tiga Srikandi tersebut akhirnya berhasil menang melawan Amerika Serikat meskipun diremehkan.

Dari film ini, Arawinda selaku aktris muda merasa terharu hingga menitikan air mata karena film 3 Srikandi ini sangat kuat sekali pesan moralnya dari segi kesetaraan gender, perjuangan, politik, hingga olahraga. Wanita yang kerap disapa Ara ini berharap, dirinya bisa mencontohkan 3 Srikandi tersebut dalam karya – karyanya. Sejauh ini Ara selain menjadi aktris, dia pun berusaha membentuk lingkungan yang lebih positif untuk generasi muda agar dapat menumbuhkan semangat juang dan keberanian untuk menggapai mimpi mereka, salah satunya mengadakan kelas teater untuk anak – anak yatim di Bogor.

Sementara itu, Inez yang kesehariannya menghadapi berbagai pasien dan rajin membuat konten tentang isu kesetaraan gender di Instagramnya, berujar bahwa isu kesetaraan gender tidak hanya untuk anak perempuan tapi juga untuk anak laki – laki, orang tua, dan semua kalangan agar paham betul memenuhi hak satu sama lain. Inez mengajak pada audience yang hadir di CGV maupun Zoom, untuk mulai dari diri sendiri pahami tentang isu kesetaraan gender lalu sampaikan pesan tersebut ke lingkungan sekitar.

Di sisi lain, sebagai penulis film 3 Srikandi, Swastika Nohara mengatakan tanggung jawab dari pembuatan film ini sangat besar karena dia harus menceritakan kisah nyata dalam bentuk film, dan membuat karakter masing – masing lebih hidup tanpa jauh dari watak aslinya. Dia pun sempat bertemu dengan 3 Srikandi tersebut, dan mengatakan bahwa ketiganya sangat mendukung produksi film ini. Dukungan tersebut membuatnya semakin termotivasi untuk membuat film ini sukses, dan terbukti film ini tidak hanya diputar di bioskop tapi juga sering ditayangkan di sekolah – sekolah oleh para guru untuk memberikan inspirasi pada murid – muridnya.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close