Mengenal Child Grooming DAN Dampaknya Terhadap Anak

Ditulis oleh: Wahyu Tri Utami

Pelecehan atau kekerasan seksual merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh  seseorang kepada orang lain dengan cara memaksakan keinginan seksualnya dengan disertai  ancaman maupun paksaan. Kekerasan seksual dapat menimpa siapa saja, tidak memandang umur  maupun jenis kelamin. Anak – anak pun sangat rentan menjadi korban kekerasan seksual.

Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) mencatat 11.952 kasus kekerasan  pada anak, diantaranya 7.004 kasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak sepanjang tahun 2021. Bahkan, pada tahun 2022, kasus pelecehan seksual di Indonesia menembus angka 15.000  kasus, menjadi yang tertinggi dari tahun – tahun sebelumnya. Hal ini tentu membuat orang tua  khawatir pada anaknya.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua mengetahui bentuk – bentuk pelecehan seksual agar bisa mencegah hal – hal yang tidak diinginkan terjadi pada anaknya. Salah satu bentuk kekerasan seksual yang marak terjadi pada anak akhir – akhir ini ialah child grooming. Menurut NSPCC (National Society for The Prevention of Cruelty to Children), child grooming merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi,  dan melecehkan mereka.  

Child grooming bisa dilakukan siapa saja dan dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Pelaku tindakan pelecehan seksual ini umumnya secara sengaja memainkan emosi anak atau melakukan kekerasan psikis, karena biasanya dilakukan dalam waktu yang lama, mulai dari berminggu – minggu bahkan bertahun – tahun. Pelaku akan menghabiskan lebih banyak waktu pada anak untuk  membangun kepercayaan anak kepadanya, sehingga ia dapat lebih leluasa untuk melakukan  pelecehan seksual di kemudian hari. Child grooming tidak hanya terbatas pada hubungan fisik. Di dunia digital pun, child grooming online pun marak terjadi. Penggunaan gadget yang dapat  dijangkau oleh siapapun bahkan anak, menjadi salah satu jalan para predator pelecehan seksual  mengincar anak.

Gambar di atas menunjukkan tahapan Child Grooming yang dilakukan secara online, dimana predator akan menacri anak yang dianggap rentan untuk dibujuk rayu dan dikumpulkan jejak digitalnya. Predator akan meyakinkan anak bahwa ia bisa menjadi teman yang baik dan memberikan apapun yang anak inginkan. Tahap ketiga, predator akan membat kesepakatan rahasia pada anak, seperti video call di tempat yang sepi.

Tahap terakhir, predator akan meningkatkan komunikasi dengan anak ke arah seksual, misalnya dengan meminta anak mengirimkan gambar berbau seksual. Melihat bahaya child grooming terhadap anak, dampak yang diberikan kepada korban child grooming pun tidak main – main. Pada awalnya, anak mungkin akan mengalami kesulitan tidur, cemas, atau kesulitan berkonsentrasi. Lama – kelamaan anak akan menarik diri, tidak komunikatif, dan selalu merasa marah atau kesal. Dampak yang lebih parahnya lagi ialah dampak psikologis dalam waktu yang sangat lama, karena anak akan hidup dalam kecemasan dan depresi, hingga mereka beranjak dewasa sebagai akibat dari rasa trauma mereka. Oleh karena itu, orang tua harus menaruh perhatian khusus pada anak, apalagi di era digital saat ini dimana sangat mudah untuk anak mengakses berbagai platform yang ada di gadget mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close