Pelajaran dari Tiongkok: Pentingnya Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Indonesia ditengah COVID-19

Rumah Millennials pada hari Sabtu 11 April dan Minggu 12 April 2020 menyelenggarakan acara “Virtual Conference #InspirasiDariRumah”. Acara tersebut mengundang beberapa tokoh-tokoh yang demikian hebat pada bidangnya masing-masing dan siap meng-#InspriasiDariRumah.

Salah satu rangkaian acara Rumah Millennials Virtual Conference menyajikan perbincangan dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Tiongkok yakni H.E Djauhari Oratmangun. Djauhari menyampaikan terkait “Covid-19 or Physical Distancing: Lesson Learnt From China”. Acara dimulai dengan dimoderatori langsung oleh Founder Rumah Millennials yakni Taufan Akbari via Zoom dan juga live Youtube.

Pada perbincangan kali ini, Djauhari Oratmangun memberikan beberapa fakta yang luar biasa penting dan patut dicontoh oleh masyarakat dan juga pemerintah Indonesia. Hal ini terkait bagaimana kita menanggapi dan menghadapi wabah COVID-19 secara optimal. Djauhari memulai pembicaraannya terkait perkembangan di Tiongkok hingga saat ini. Dia menyebutkan sudah tercatat 83.307 kasus COVID-19 di Tiongkok. Sedangkan, tercatat 3.346 orang meninggal dunia dan 77.851 yang dinyatakan sembuh dari wabah. Angka tersebut diraih mulai awal kasus tersebut muncul sampai dengan hari ini. Fakta baiknya, saat ini beberapa lokasi di Tiongkok seperti Hubei, Shanghai, dan Beijing sudah mulai dibuka secara terbatas. Warga Tiongkok sudah bisa beraktivitas seperti sediakala, namun harus tetap memerhatikan kedisiplinan sesuai dengan arahan Pemerintah Tiongkok.

Selain itu, Djauhari juga memberikan informasi terkait isu – isu yang saat ini sedang diberitakan terkait keberadaan second wave COVID-19. Bahwa sebenarnya yang dimaksud dengan second wave itu bukanlah orang yang kedua kalinya terkena wabah. Namun, hal ini terjadi karena terdapat imported case yang disebabkan kedatangan orang-orang dari luar Tiongkok seperti orang yang berlibur atau WNA yang bekerja dan terkena COVID-19 baru datang ke Tiongkok.

Kenapa Tiongkok bisa mengembalikan keadaan ke posisi sediakala?

Hal ini lantas dijawab oleh Djauhari dengan memberikan hal apa saja yang telah dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dan masyarakat sebagai supporting system. Pertama, saat diketahuinya wabah Corona muncul, pemerintah Tiongkok langsung mengeluarkan kebijakan untuk Lockdown Kota Wuhan dan Provinsi Hubei. Hal ini karena posisi daerah tersebut yang dianggap sebagai lokasi epicentrum penyebaran virus Corona.

Kedua, pemerintah Tiongkok membangun rumah sakit sementara beserta dua gedung rumah sakit yang baru dibangun. Ketiga, melancarkan kampanye nasional pencegahan COVID-19. Keempat, melakukan mobilisasi tenaga medis Tiongkok ke daerah tempat melonjaknya pasien COVID-19 yang membutuhkan pertolongan. Melakukan pemeriksaan suhu badan kepada seluruh masyarakat di tempat kerja, tempat umum, ataupun lingkungan perumahan. Serta melakukan pencegahan masuknya warga asing di pintu-pintu masuk dari luar negeri.

Kelima, memastikan bahwa krisis ekonomi tidak berdampak signifikan dengan melakukan kebijakan Jaringan Pengaman Nasional. Keenam, melakukan Transparency Coordination System atau Coordinated Action untuk memastikan segala penayangan informasi atau berita yang dipublikasikan bersifat positif demi meningkatkan imunitas warga karena ketakutan yang dialami. Ketujuh, meningkatkan peran Research in Science and Technology, mendukung peran peneliti untuk segera melakukan penelitian terkait obat penawar COVID-19. Salah satu hasil yang diberikan Researcher Tiongkok saat ini ialah terbuatnya obat Cloroquin.                

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari pembahasan Djauhari. Dalam hal ini pun dia memberikan pesan kepada seluruh masyarakat di Indonesia terutama Millennials untuk memberikan berita-berita yang positif dan dapat dipertanggungjawabkan dari sumber yang benar, dan dapat mengalirkan energi positif. Selain itu, menjadi pribadi yang disiplin dimulai sejak beraktivitas dari rumah. Peran Millennials yang aktif di sosial media cukuplah penting untuk membagikan informasi positif dan ikut mengajak bergaya hidup yang positif terutama kedisiplinan dan kebersihan pribadi.

Audi Gusti Baihaqie

Siblings of Rumah Millennials & Law's Student at Universitas Indonesia Interested in Law, Business and Environmental Issues. Love to study especially about Airport Law. Researcher and Analyst Lembaga Kajian Islam dan Hukum Islam (LKIHI) Faculty of Law Universitas Indonesia. Love Travelling and Reading.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close