GUNUNGKIDUL – RumahMillennials.com | Silih Agung Wasesa kembali merilis buku barunya ini bulan oktober tahun lalu, buku yang merupakan kelanjutan dari dua buku sebelumnya. Sebelumnya, pada tahun 2005 pernah merilis buku “Strategi Public Relation”, setelah itu, ditahun 2013 merilis buku “Political Branding”. Kali ini saya akan mencoba untuk mereview buku yang berjudul “Personal Branding CODE”.
Seperti yang terbaca disetiap judul bukunya, Silih Agung Wasesa adalah seorang pakar dibidang Public Relation dan Personal Branding. Pernah menangani brand-brand Global seperti Coca-Cola, Unilever, dan Toyota, sampai Presiden-Presiden RI beserta Ibu Negara. Pernah juga diminta secara khusus, membuat konsep personal branding untuk tokoh-tokoh di Indonesia. Intisari 17 tahun pengalaman mengelola Personal Branding, dituangkan dalam buku ini dalam bentuk metode/formula Circle-P.
P dalam Circle-P adalah singkatan dari Personal, Personal yang merupakan Lingkaran yang terdiri dari lima elemen yang saling terhubung satu sama lainnya. Lima elemen itu adalah Competency, Connectivity, Creativity, Contribution, dan Compliance.
Formula ini muncul karena adanya “Lingkaran Setan Reputasi”, kejadiannya seperti tokoh yang namanya muncul secara bombastis, justru reputsinya berakhir tragis. Tokoh-tokoh yang memiliki karakter kuat, justru terbunuh karena karakter personalnya itu sendiri. Dalam buku ini dituliskna beberapa contoh tokoh yang ada dilingkaran ini.
Penulis juga menemukan beberapa pribadi yang memiliki karakter yang kuat, tetapi tidak bisa keluar kotak, karena tidak mampu mem-branding dirinya sendiri. Seandainya mereka mengetahui sedikit saja cara untuk memposisikan kompetensinya, pasti banyak yang bakal terkena dampak positifnya. Bukan hanya mereka yang sebagai perseorangan, tetapi juga masyarakat yang dapat memanfaatkan keahlian mereka.
Ada Paradigma dimasyarakat tentang personal branding yang dianggap pencitraan, agar terkenal, dipuja-puji, dan makin banyak manfaat pribadi. Padahal belum tentu seperti itu.
Bahkan, ada banyak personal branding yang justru mereduksi efek-efek terkenal dan dipuja-puji. Menurut penulis, Personal Branding yang benar itu menomor satukan manfaat yang didapat oleh masyarakat berkaitan dengan kompetensi yang kita miliki.
Buku ini akan mencoba untuk membuka pola pikir personal branding menjadi lebih luas lagi. Saya akan menuliskan sedikit penjelasan dari lima elemen yang ada dalam Circle-P. Penjelasan lebih detilnya dapat kamu pelajari langsung didalam bukunya.
COMPETENCY
Kita harus memikirkan dan memperkuat kompetensi kita, agar dapat diingat oleh orang lain dengan lebih mudah. Membuat kompetensi yang mampu menciptakan pembeda diri hingga kita memiliki USP (Unique Selling Proporsition) dan ESP (Emotional Selling Proposition). Seperti misal Dokter Kulit, Dokter Kulit spesialis kecantikan atau Juru Masak spesialis dessert.
CONNECTIVITY
Setelah kompetensi kita sudah jelas dan sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menghubungkan kompetensi kita dengan dunia luar. Menghubungkan ini tidak harus dengan lingkungan yang sangat luas, bisa juga dengan lingkungan terdekat saat ini. Kata kuncinya bukan pada banyaknya publisitas, tetapi pada perbincangan apa yang dapat kita ciptakan.
CREATIVITY
Personal branding ini juga memiliki masa kejenuhan, maka dari itu dibutuhkan kreatifitas untuk membuat personal branding kita menjadi lebih segar lagi. Inovasi-inovasi “produk” diri sendiri perlu diciptakan. Selain untuk penyegaran, jika kita konsisten melakukan inovasi maka kompetensi kita juga akan semakin terbangun. Inovasi-inovasi terpenting adalah saat kita memberikan solusi yang berbeda untuk target audiensi ataupun stakeholder (orang-orang disekeliling) kita.
Sebelum dilanjutkan ke elemen sisanya, penulis membagi lima elemen ini kedalam tiga bagian. Competency, berada dalam tataran PEMIKIRAN. Connectivity dan Creativity, berada dalam tataran TINDAKAN, untuk membangun kedekatan dengan target audiensi. Nah, untuk Contribution, dan Compliance masuk dalam tataran yang sangat penting untuk melakukan KONTROL reputasi yang sedang kita bangun dalam personal branding.
CONTRIBUTION
Kontribusi adalah seberapa jauh kita mengukur reputasi dari solusi-solusi yang kita berikan dalam konteks ekonomi, sosial & budaya. Kata kuncinya sangat kuat, “Bukan apa yang sudah kita kontribusikan, tetapi bagaimana target audiensi mengetahui apa yang sudah kita kontribusikan.”
COMPLIANCE
Didalam Compliance terdapat unsur integritas, kejujuran, serta keterbukaan berpendapat. Apabila kita melanggar salah satu unsur tadi, maka reputasi akan melorot tajam, sedangkan jika kita melakukan itu, ya itu bukan sebuah prestasi. Seperti sabun mandi, saat digunakan jika tidak menghasilkan busa maka penggunanya akan kecewa, jika berbusa ya memang sudah seharusnya seperti itu.
Penulis juga nembahkan contoh-contoh kejadian atau kasus yang berhubungan dengan hal yang sedang dibahas, yang membuat pembaca dapat lebih mudah memahami. Ada satu kutipan yang menarik dalam buku ini, yang sejalan juga dengan Rumah Millennials.
Apabila ingin melakukan sesuatu, pastikan harus memiliki MAKNA. Setidaknya, ada greget yang muncul pada saat itu dilakukan.
Silih Agung Wasesa
Sobat Millennials sangat perlu untuk membaca dan mempelajari buku ini, dan tentunya langsung mempraktekannya dalam diri masing-masing. Apalagi buat Sobat Millennials yang sedang aktif dalam pergerakan atau organisasi anak muda, ini sangat perlu diterapkan agar pergerakan atau organisasi kalian akan menjadi lebih berdaya lagi. (eFKa)
Leave a Reply