Daya Beli Millennials Indonesia Terhadap Tiket Konser Musik #Obsat

RumahMillennials.com |  Perhelatan konser musik di Indonesia dapat dibilang cukup banyak digelar, termasuk Festival musik tahunan juga banyak jenisnya dan mendatangkan banyak musisi dari luar negeri untuk beraksi disana. Kalau diperhatikan festival musik yang tiketnya mahal-mahal itu, banyak sekali penonton disana adalah anak muda bahkan remaja.

Ario Adimas, Vice President Marketing dari Loket.com sempat penasaran dengan fenomena ini, apakah mereka membeli tiket dengan meminta kepada orang tua mereka atau bagaimana. Ternyata tidak semuanya itu membeli tiket dengan duit orang tua, mereka menabung untuk membeli tiket itu.

“Orang-orang di Indonesia itu sampai pada fase mereka berani nyicil. Kalau datang ke festival-festival yang katanya tiketnya mahal pun, lu bakal ketemu banyak anak muda. Gue penasaran apakah mereka punya daya beli nggak sih? tetapi setelah sempat kita tanya, nggak semua minta ke orang tua” jelas Ario saat diskusi Obsat di fx rabu (21/03) lalu.

“Waktu konser Cold Play gue sempet datang di Australi dan Singapur, itu banyak warga Indonesia disana gue taunya dari denger bisik-bisik mereka pakai bahasa Indonesia. Itu luar dalam (negeri), kalau bilang spending power, mereka punya.” Tambah Ario

Tetapi ramai atau tidaknya sebuah konser itu bergantung pada kontennya, festival seperti Java Jazz juga sempat anjlok penjualannya ketika mereka bereksperimen ditahun 2013 mengikuti suara para penggemar jazz (murni).

Ada juga konser yang harga tiket (termahalnya) yang fantastis mahal (25 juta), ludes dibeli hanya dalam waktu 3 hari seperti konsernya Céline Dion di Jakarta lalu. Ditambah lagi semua tiketnya disetiap kelas habis terjual, Ini menandakan daya beli masyarakat Indonesia untuk nonton konser musik sangat tinggi.

Dewi Gontah bercerita pengalaman dia menjalankan Java Jazz Festival

“Orang Indonesia itu lucu, semahal-mahal tiketnya, suka nggak suka artisnya dia akan beli. Karena sesuatu yang prestigious, yang penting gue hadir. Kalau konsernya biasa aja, mereka (akan) mendingan beli yang paling murah.” ungkap Dewi Gontah President Director Java Festival Production.

Pengalaman di Java Jazz juga Dewi Gontah mengungkapkan bahwa tiket special show yang dibagi dalam 4 kelas, yang habis duluan itu tiket yang paling mahal lalu tiket yang paling murah baru tiket dikelas atasnya mulai habis dibeli.

Salah satu trik yang digunakan Java Festival untuk menarik penonton dari kalangan millennials adalah dengan memasang instalasi-instalasi yang “instagramalbe”, tempat mereka selfie & wefie. Target Java Jazz sekarang adalah mereka yang berusia 18-25 tahun, regenerasi market penonton Java Jazz sangat penting dilakukan untuk keberlangsungan festival ini 5 sampai 10 tahun kedepan.

Bagaimana? Sudah ada berapa konser yang rencanya akan kamu hadiri?(eFKa)

Ferdian Kelana

Penulis adalah Team Hore Redaksi RumahMillennials.com Educational Board Games Designer & Founder Demeira Nusantara (Board Games Studio) www.demeira.com | Follow @DemeiraPlay (IG/FB/Tw) Inisiator Mainloka Indonesia (SDGs Board Games Movement) www.mainloka.com Volunteer Blood for Life Indonesia www.Blood4Life.ID | Follow @Blood4LifeID (IG/FB/Tw) -- STIFIn Lisensi Promotor --- Visit: www.FerdianKelana.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close