JAKARTA – RumahMillennials.com | Tiga tahun terakhir, dunia keuangan menghadirkan sebuah produk baru yang memudahkan konsumen dalam melakukan pembayaran, teknologi keuangan digital atau financial technology kerap dikatakan akan memakan bisnis perbankan.
Dalam sesi discussion panel di Indonesia Millennial Summit 2019 yang membahas mengenai perbankan dan kemajuan teknologi keuangan, IDN Times sebagai penyelenggara acara mengundang Adrian Suherman selaku Presiden Direktur OVO dan Eddi Danusaputro sebagai CEO Mandiri Capital Indonesia.
Mandiri Capital merupakan anak perusahaan Bank Mandiri yang memberi dukungan modal kepada startup fintech di Indonesia. Alasan Bank Mandiri mendirikan Mandiri Capital karena melihat keadaan pasar saat ini, dimana kemunculan startup yang bergerak dibidang teknologi keuangan dapat menjadi peluang Bank Mandiri untuk ikut serta dalam proses pembiayaan dan investasi jangka panjang bagi perusahaan perbankan ini.
Bank Mandiri sadar, jika hanya fokus pada kegiatan primer maka perusahaanya akan tertinggal, jika dibandingkan dengan financial technology yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun melalui smartphone. Sedangkan bank, mengharuskan nasabahnya untuk mendatangi mesin ATM atau kantor cabang untuk melakukan penarikan dana atau mengajukan pinjaman dana.
Dengan teknologi keuangan, pengguna dapat melakukan transaksi melalui layar ponsel miliknya. Sobat Millenials tentu kerap menggunakan teknologi ini untuk melakukan transaksi, dari pembayaran ojek online sampai pembelian makanan dan minuman.
Fintech banyak digemari konsumen karena kepraktisan dan iming-iming cashback serta diskon. Selain penawaran tersebut, kini teknologi keuangan yang dapat memfasilitasi kegiatan peminjaman dana antar nasabah atau peer to peer landing sedang naik daun di Indonesia.
Pihak yang meminjamkan dananya melalui sebuah aplikasi merasa lebih mengerti profil peminjam dan merasa diikutsertakan dalam proses perputaran uangnya, berbeda dengan peminjaman uang di bank, dimana pihak surplus tidak mengetahui kegiatan perputaran uangnya.
OVO sebagai salah satu perusahaan teknologi keuangan yang berbentuk digital wallet telah digunakan di 155 juta perangkat di Indonesia sejak satu setangah masa peluncuranya. Terdapat 90% mall yang telah bekerjasama, bermitra dengan seratus delapan puluh juta pedagang di 303 kota, dan kolaborasi dengan ecommerce Tokopedia.
Lalu diantara bank dan fintech bagaimanakah hubungan mereka? Eddi Danusaputro mengatakan bahwa yang terjadi antara bank dan fintech adalah sebuah kolaborasi, dimana fintech melakukan inovasi produk lalu bank mendanai kegiatan tersebut. Namun, jika dilihat dari sisi pelanggan, maka dari dua perusahaan ini dapat berlomba untuk menunjukan value proposition yang lebih, seperti potongan harga dan poin yang dapat ditukar.
Konsumen yang meggunakan teknologi ini secara tidak langsung memberikan data kepada perusahaan fintech, jumlah data yang terkumpul dari seluruh pengguna dapat menjadi Big Data, sehingga dapat mengetahui pola pembelian setiap pelanggan. Dari pola tersebut, perusahaan akan lebih mudah menawarkan produk atau jasa yang relevan dengan konsumen tersebut, sesuai dengan customer behavior masing masing pelanggan. Selain itu Big Data juga dapat menghasilkan sebuah bisnis baru seperti bisnis bisnis periklanan.
Fintech tidak hanya dilakukan untuk proses pembayaran saja, menurut Presiden Direktur OVO itu, dimasa depan pengguna dapat melakukan proses investasi dan juga pembelian reksadana serta saham menggunakan teknologi keuangan tersebut.
Sobat Millenial, jika melihat Bank Mandiri yang peka akan situasi bisnisnya, maka kita sebagai anak muda yang sering melakukan aktivitas sosial juga harus peka dengan keadaan masa kini, agar kita tidak tertinggal dan dapat terus menjadi yang terdepan.
Salam Sukses Sobat Millennial!
Leave a Reply