Mau Membina Hubungan Harmonis Sama Pasangan? Seimbangkan Investasi Pada Cinta!

Jakarta – RumahMillennials.com | Di momen pandemi covid-19 ini, kita diwajibkan untuk tetap dirumah jika tidak ada keperluan mendesak seperti bekerja atau membeli makanan. Selama periode tersebut, tentu kita menjadi lebih dekat dan bertemu orang – orang yang tinggal bersama satu rumah, seperti orang tua, kakak, adik, dan pasangan bagi yang sudah menikah.

Bicara soal pasangan, apakah dengan karantina di rumah lalu bertemu dengan partner hidup kita, menjadikan hubungan lebih harmonis dan romantsi? Belum tentu, sobat millennials!

China sebagai negara pertama yang mengalami wabah virus tersebut, mencatatkan tingginya angka pengajuan cerai ke kantor hukum sebanyak 300 pasangan sejak 24 Februri. Menurut Lu Shijun, manajer pencatatan pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan, alasan utamanya karena terlalu sering menghabiskan waktu di rumah mereka cenderung berdebat sengit.

Kok bisa gitu ya sob?

Lex Depraxis, co-founder Kelas Cinta.com yang telah menjadi konsultan love & relationship sejak 2006 menjelaskan mengapa fenomena perceraian di China meningkat selama karantina di rumah. Dalam sharing session online di acara Rumah Millennials Virtual Conference #InspirasiDariRumah via Zoom Meeting 12 April 2020, Lex memaparkan materi bagaimana membina hubungan harmonis selama masa pandemi covid-19.

Sebenarnya bukan karena adanya covid-19 lalu pasangan banyak yang ingin cerai, tetapi menurut Lex masalah yang selama ini terpendam dan terabaikan seiring kesibukan setiap orang dalam menjalani aktivitas, muncul ke permukaan ketika isolasi diri di rumah. Karantina membuka masalah yang tidak terlihat sama sekali dan saat intensitas pertemuan pasangan meningkat di rumah, berbagai masalah pun jadi bahan perdebatan dan pertengkaran hingga berujung pada perceraian.

Sebelum menjelaskan mengenai bagaimana membina hubungan yang harmonis, Lex menjelaskan terlebih dahulu tentang apa yang membuat hubungan menjadi kurang sehat atau bahasa populernya toxic relationship. Ternyata ada banyak sikap – sikap yang tanpa disadari telah membuat hubungan menjadi kurang sehat, seperti melarang – larang pasangan untuk bertumbuh dan bertemu orang – orang terdekat. Misalnya cowo ngelarang cewenya gini “udah kamu gak usah kerja! Aku kan cowo, aku wajib cari nafkah, kamu urus rumah aja”. Nah yang kayak gini bisa bikin hubungan gak sehat karena melarang cewenya berkarir tanpa alasan yang jelas dan komunikasi yang baik. Ada lagi suka kepo sama hal – hal sifatnya privasi misalnya si cewe ngecek isi hape cowonya. Alasannya sih biar memastikan pasangannya gak selingkuh, tapi ini salah satu bentuk insecurity dari si cewe yang menyebabkan pertengkaran karena cowonya merasa jadi gak punya privasi.

Untuk menghindari sikap – sikap yang menyebabkan hubungan tidak sehat, berinvestasilah pada cinta. Menurut Lex, cinta itu hasil investasi yang telah kita tanam pada pasangan lewat tindakan dan kerja keras. Cinta itu sering disebut kasih sayang, karena setelah kamu kasih sesuatu pada seseorang, kamu jadi merasa sayang padanya. Semakin kamu rajin kasih ini-itu, semakin bertumbuh kadar rasa sayang kamu ke dia. Tetapi, investasi ini gak bisa hanya satu orang, dua – duanya harus berinvestasi. Kalau kamu sudah berinvestasi cinta pada pasanganmu, minta dia untuk balas memberikan kasih pada kamu biar makin sayang.

Source: Tempo

Selain itu, jaga rasio baik-buruk pada hubunganmu. Misalkan pasanganmu melakukan kesalahan, minta maaf aja gak cukup. Setiap satu kesalahan, tebuslah dengan lima kebaikan agar hubunganmu kembali nyaman dan enak. Kalau mau sampai level happy, satu kesalahan ditebus dengan 25 kebaikan. Tebusan 5 atau 25 kebaikan itu gak perlu pasanganmu tanggung sendiri, bisa dibagi dua sama kamu jadi sama – sama menebus kesalahan bersama. Berikan tindakan positif karena jika melakukannya maka pikiranmu juga jadi positif dan hubungan akan membaik.

Ketika sudah melakukan tindakan positif lalu dianggap biasa aja sama pasanganmu, Lex menyarankan agar menegurnya baik – baik. Kurang lebih tanyakan aja sama dia “kamu suka gak sama apa yang aku lakukan ke kamu?” terus kalau dijawab bagus tapi rasanya biasa aja, minta apresiasi ke dia setelah melakukan kebaikan.

Lalu kalau ada uneg – uneg ke pasangan, jangan menegurnya dengan marah – marah sambil nunjuk dia sambil bilang “kamu tuh ya…..”. Tegur dengan cara yang baik dan lemah lembut seperti ini “sayang aku ngerasa kesepian nih. Belakangan banyak berita negatif di media sosial dan lingkungan kerjaku, aku pengen deh ngobrol sama kamu, Cuma kamunya kayaknya sibuk terus kecapekan deh”. Cara yang baik akan menghasilkan hal baik, sebaliknya komunikasi yang buruk akan menyebabkan hal buruk lainnya.

Source: Popbela

Lex mengingatkan bahwa pacaran atau nikah itu bukan alat agar bahagia, justru menikah itu jadi awal dari kerjaan hidup. Bahagianya setelah kerja keras, maka dari itu untuk saling berbagi energi positif dengan passangan lakukan tindakan positif. Keseriusan dalam hubungan dilihat dari usahanya, bukan sekedar gombalan.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close