Beribu Jalan Untuk Ikut Melestarikan Alam Lewat Pekerjaan

Jakarta – RumahMillennials.com | Ada beribu jalan untuk ikut melestarikan alam melalui pilihan karier, baik yang langsung maupun tidak langsung. Latar belakang pendidikan di luar ilmu lingkungan hidup tidak jadi penghalang bagi anak muda.

Lia Zakiyyah yang pernah menjadi Deputi Asisten Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim pada rentang 2015 sampai 2019 adalah contohnya. Lia bergelar sarjana di bidang ekonomi dan master di bidang hubungan masyarakat. Saat ini dia menjadi aktivis perubahan iklim dan melakukan riset untuk Institute for Sustainable Earth and Resources Universitas Indonesia.

“Stigma ingin bekerja di lingkungan harus punya latar belakang sains atau lingkungan itu sebenarnya tidak benar karena latar belakang saya ekonomi dan hubungan masyarakat, tapi masih bisa ke situ,” ujar Lia saat menjadi pembicara pada sesi webinar #JobsForNature, Selasa (24/3/2020).

Seri webinar #JobsForNature diselenggarakan oleh @america, Koalisi Golongan Hutan, Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Prestasi Junior Indonesia, Rumah Millennials, Terra Komunika, TopKarir, Yayasan Rumah Energi, dan Youthlab Indonesia untuk menyoroti potensi pekerjaan yang turut menjaga kelestarian. Sesi pertama dan kedua seri webinar tersebut diikuti oleh 154 partisipan dari seluruh Indonesia.

Indonesia adalah negara dengan demografi muda dengan jumlah angkatan kerja mencapai 136 juta per Februari 2019, menurut data Badan Pusat Statistik. Kelestarian alam menjadi penting karena ketahanan pangan Indonesia yang didorong sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan sangat bergantung pada hutan, gambut, dan laut yang sehat.

Para pekerja di jalur yang tampaknya di luar lingkungan hidup juga bisa berkontribusi. Amanda Marahimin, yang akrab disapa Mandy, adalah seorang produser yang telah 20 tahun berkiprah di industri film. Baru-baru ini Mandy dan rekannya Nicholas Saputra merilis film dokumenter berjudul Semes7a melalui rumah produksi Tanakhir Films. Film tersebut mengangkat kisah perjuangan tujuh orang dari tujuh provinsi di Indonesia dalam memperlambat perubahan iklim untuk menjadi inspirasi. 

”Selama pembuatan Semes7a saya belajar bagaimana setiap tindakan kita, sekecil apapun itu, dapat berdampak pada alam. Seperti kata salah satu tokoh dalam semesta, ‘Baik manusia, baik alam. Buruk manusia, buruk alam.’,” tutur Mandy.

Selama dua bulan, Semes7a diputar di berbagai jaringan bioskop di beberapa kota di Indonesia. Semes7a pun masuk nominasi Festival Film Indonesia (FFI) 2019 dalam kategori film dokumenter panjang terbaik.

Bekerja di bidang lingkungan hidup, namun memiliki latar belakang yang berbeda juga dilakukan oleh Research Strategist Specialist Katadata.co.id Jeany Hatriani dan Biogas RESCO Coordinator Yayasan Rumah Energi Paulo Rosario.

Sebagai data scientist, Jeany melakukan banyak riset dan analisis data untuk berbagai isu, terutama terkait lingkungan hidup. Dia sebenarnya tidak berlatar belakang pendidikan ilmu statistik atau ilmu lingkungan hidup, tapi ilmu politik. Namun demikian, pengalaman hidup membuat Jeany memiliki minat yang besar untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan.

“Sejak kecil aku melihat alam dieksploitasi. Banyak pohon ditebang, pasir diambil, hutan menjadi perkebunan kelapa sawit, merasakan kabut asap dan banjir. Aku ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi terhadap lingkungan,” tutur Jeany dalam webinar #JobsforNature.

Paulo, yang berlatar belakang ilmu sosial, sempat merasa kesulitan untuk bekerja di Yayasan Rumah Energi. Dia merasa kesulitan mengikuti pembicaraan rekan-rekannya soal hal-hal teknis terkait pengembangan dan penyebaran energi terbarukan yang dilakukan yayasan tersebut.

“Aku memutuskan untuk sekolah, fokus di pengembangan desa, ketahanan pangan dan energi. Setelah selesai, (aku) kembali ke Rumah Energi dan sekarang bisa lebih mengerti kalau mengobrol (dengan teman-teman),” kata Paulo.

Anak muda juga bisa menekuni bidang lain untuk turut menjaga kelestarian seperti media. Managing Director Mongabay Indonesia Ridzki Sigit memiliki latar belakang ilmu kehutanan, namun saat ini berprofesi sebagai jurnalis yang berpegang pada idealisme untuk menyuarakan isu-isu kehutanan dan kelestarian alam.

“Mongabay yang berbasis daring dimudahkan karena sekarang kita bisa mengerjakan satu artikel, foto, atau video secara mudah. Kita juga bisa melakukan analisis secara mendalam. Kita bisa membangun narasi yang baik serta bekerja dari rumah. Mungkin di tahun 2045 pilihan-pilihan kerja yang inovatif menjadi penting,” ujar Ridzki.

Dr. Muhammad Faisal, keynote listener seri webinar ini mengatakan bekerja di bidang lingkungan hidup bisa menjadi alternatif jalur karier generasi muda. “Bekerja di lingkungan hidup sebenarnya bisa menghadirkan ketenangan di diri mereka. Ini bisa jadi alternatif bagi anak muda yang ingin mapan, ingin memiliki kehidupan yang seimbang, serta memiliki mental health yang kuat,” kata Faisal.

Ditulis oleh: Deodatus Pradipto, Terra Komunika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close