Disaster Management In a Nutshell

Jakarta – RumahMillennials.com | Semenjak Tsunami Samudra Hindia atau lebih kita kenal sebagai Tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam, nampaknya kata ‘bencana’ menjadi lekat di benak sobat millennials ya, it is indeed a wake up call bagi kita. Kejadian tersebut tidak hanya berdampak ke satu atau dua negara tapi banyak negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak paling besar, hal tersebut pun menjadi salah satu cikal bakal pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di tahun-tahun pertama berkecimpung di bidang penanggulangan bencana, pertanyaan yang sering saya terima dari orang lain adalah “kalo ada bencana kamu baru ada kerjaan dong!”, “kalo ga ada bencana, kamu kerjaannya ngapain?”. Tidak bisa disalahkan juga pemikiran mereka mungkin kalimat ‘bencana’ identik dengan kegiatan respon atau tanggap darurat, tanpa mereka sadari bahwa kegiatan penanggulangan bencana itu sangat luas. Kegiatan penanggulangan bencana itu dimulai bahkan semenjak saat tidak terjadi bencana, misalnya kita harus mengenal apa saja ancaman bencana di sekitar kita, mengurangi bahaya bencananya, serta meningkatkan kesiapsiagaan kita.

Kegiatan ini biasanya dinamakan kegiatan di masa pra-bencana. Sedangkan saat setelah terjadi bencana, terdapat kegiatan untuk mengatasi situasi darurat, misalnya menyediakan kebutuhan dasar untuk orang-orang yang terdampak bencana, seperti pembagian makanan siap saji, air bersih, obat-obatan, dan banyak hal lainnya. Setelah itu, ada juga kegiatan pasca-bencana yang bertujuan untuk memulihkan kondisi lingkungan sekitar, termasuk membangun kembali rumah yang rusak, memulai kembali mata pencaharian, serta memulihkan kondisi fisik dan mental para orang-orang yang terdampak.  Jadi, kegiatannya ngga hanya ketika bencana kan?

Menariknya, penanggulangan bencana itu kumpulan dari berbagai disiplin ilmu, contohnya ada yang membantu dari sektor kesehatan, penyediaan air bersih, penyajian makanan yang sehat dan bergizi (iya, warga terdampak bencana itu penting untuk mendapatkan makanan yang bergizi juga loh!), manajemen pengungsi dan relawan, serta beragam ilmu-ilmu lainnya.

Saya selalu melihat bahwa there’s always something for everyone, setiap orang bisa bekerja sesuai dengan kemampuan dan peran masing-masing. Begitu juga dalam kegiatan manajemen bencana keterlibatan orang dewasa, anak-anak, pemuda dan pemudi, penyandang disabilitas, lansia serta berbagai macam sektor dan bidang pekerjaan dapat bersumbangsih didalamnya.

Sobat millennials pasti sudah paham, bahwa kita adalah generasi penerus Indonesia yang memiliki kesempatan untuk menjadi positive influencers dan pemimpin dalam bidangnya masing-masing. Bayangkan apabila kamu dibekali dengan pengetahuan mengenai kebencanaan dan membaginya kepada orang lain, berapa banyak orang yang bisa selamat dari ancaman bencana? Kegiatan tersebut bisa dimulai dari unit terkecil dan terpenting yaitu keluarga, youth organization (seperti Rumah Millennials), pendidikan di sekolah dan masih banyak lagi.

Belajar mengenai bencana tidak melulu melalui kegiatan yang serius, bisa juga belajar sambil bermain melalui permainan interaktif seperti Predikt (www.predikt.id) sambil mengajak keluarga dan keponakan di rumah, bermain domino dan monopoli siaga bencana (ada lhoooo…) dan berbagai cara serius tapi santai lainnya.

Ketika acara kumpul volunteers RM bulan lalu, saya bisa melihat kebesaran hati dan semangat para siblings untuk membantu dan turun langsung membantu mereka yang terkena bencana. Tapi jangan lupa membekali diri dengan pengetahuan yang cukup ya, sehingga kehadiran dan bantuan kita nanti akan tepat pada sasaran serta tidak membebani organisasi-organisasi yang sedang membantu di lapangan. Ketika terjadi bencana, perlu kiranya sobat millennials juga memiliki kepekaan terhadap orang-orang disekeliling kita yang memiliki keterbatasan (saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus, lansia, anak kecil, ibu hamil, dsb) yang sekiranya perlu didahulukan.

Nah, banyak kan yang bisa kamu lakukan dan sumbangkan untuk ketangguhan masyarakat Indonesia? Ditunggu ya kolaborasinya di tahun 2020, looking forward to learn together and work with all of you amazing people! Have a great holiday and cheers!

Tika Savitri Pandanwangi

Project Manager of PREDIKT (Preparedness for Disaster Toolkit) & Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Rumah Millennials Tika has been working on various national and regional issues on disaster management and humanitarian assistance for the past 7 years. As part of ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ASEAN-ERAT), she specializes in ASEAN Humanitarian Civil-Military Coordination. She is also a member of Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) and U-inspire Indonesia while continuously learning on Disater Risk Reduction (DRR) issues.

Comments (3)

  • Tia Nabilasays:

    October 20, 2020 at 5:16 pm

    Hai kak, nama ku Tia sekarang sedang kuliah di universitas brawijaya jurusan Hubungan Inteenasional. Kebetulan aku tertarik dengan disaster management, tetapi sebelumnya aku belum pernah memiliki pengalaman apapun. Aku mau tanya, apakah kakak ada tips atau saran mengenai apa yang harus aku lakukan jika ingin masuk ke dalam dunia disaster managemnt. Terimakasih

    • Audi Rahmantiosays:

      October 21, 2020 at 2:35 pm

      Hi Tia, terima kasih sudah bertanya. Kamu bisa follow Tika Savitri, dia Ketua Bidang Penanggulangan Bencana Rumah Millennials. Nanti aku akan kabarin ke mba Tika kalo kamu berminat ya, supaya bisa ngobrol – ngobrol lebih lanjut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close