Tak Ada Lagi Eksklusifitas Dalam Dunia Kerja! Karena Berkarya Adalah Hak Segala Bangsa

Untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”

Kutipan Pembukaan UUD 1945

JAKARTA –  RumahMillennials.com | Potongan pembukaan Undang – Undang Dasar (UUD 1945) di atas secara tegas menyatakan bahwa setiap insan Indonesia, siapapun itu, tidak memandang latar belakang suku, ras , agama, etnis, gender, dan keterbatasan fisik, berhak untuk mempunyai kehidupan yang sejahtera dan pendidikan tinggi.

Untuk menjalankan misi tersebut, peran pemerintah sangatlah penting dalam membuka lapangan kerja yang inklusif, terbuka bagi siapapun. Tapi, pemerintah tentu butuh dukungan dan berkolaborasi dengan seluruh lapisan masyarakat baik itu pengusaha, LSM, tokoh masyarakat, maupun para aktivis, semuanya harus bersinergi satu sama lain.

Untuk itulah, dalam salah satu panel diskusi di Indonesia Development Forum, yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) 22 – 23 Juli 2019, seluruh pemain penting dari sisi pemerintah, pengusaha, social entrepreneur, pemuda daerah, dan media hadir untuk membahas bagaimana menciptakan lapangan kerja yang lebih inklusif. Dalam panel diskusi bertajuk “Imagine Keynote: Inclusive Jobs”, para pembicara yang hadir diantaranya:

  1. Edi Suharto – Direktur Jendral Rehabilitas Kementrian Sosial
  2. Bryan Tilaar – CEO Martina Beto
  3. Angkie Yudistia – CEO Thisable Enterprise
  4. Billy Mambrasar – Founder Kitong Bisa
  5. Fanni Imaniar – CNN Indonesia (Moderator)

Edi Suharto selaku Direktur Jendral Rehabilitas Sosial menyinggung soal tenaga kerja disabilitas, karena para pengusaha masih kekurangan informasi tentang kapabilitas yang dimiliki para penyandang disabilitas. Hal itu menyebabkan sulit menilai apakah para tenaga kerja disabilitas memenuhi kebutuhan pasar dan kriteria rekruitmen.

Eddi Suharto – Direktur Jendral Rehabilitas Kementrian Sosial

Maka dari itu, Kemensos telah mendirikan balai – balai pelatihan untuk meningkatkan resiliensi dari penyandang disabilitas untuk memiliki kompetensi yang baik agar siap kerja, dan loyal dengan tempat kerjanya. Terlebih lagi, dalam menghadapi indsutri 4.0, Kemensos merubah fokus balai – balai pelatihan dari vokasional menjadi livelihood, yang mencakup tiga poin penting: life skills, vocational, social entrepreneurship. Untuk itu, Kemensos bekerja sama dengan Kementrian Industri, dalam membuat program 3 in 1, yaitu: melatih penyandang disabilitas, memberikan sertifikasi, dan menjamin kesempatan kerja. Targetnya dari program tersebut, 19 – 20 ribu angkatan kerja dari penyandang disabilitas mampu bekerja secara produktif.

Hal serupa juga menjadi misi utama Angkie Yudistia, dalam mendirikan training centre berupa Thisable Enterprise, agar penyandang disabilitas mampu memenuhi kebutuhan pasar. Thisable bekerja sama dengan Go-Life dari Gojek, sehingga banyak dari penyandang disabilitas menjadi mitra.

Tak hanya untuk disabilitas, kaum perempuan di berbagai pelosok daerah masih belum mendaptakan kesempatan kerja, karena stigma masyarakat yang mengharuskan wanita menjadi ibu rumah tangga. Maka dari itu, Bryan Tilaar melalui Martha Tilaar Group, berkomitmen untuk memberikan program woman empowerement yang fokus pada 4 pilar yaitu: empowering woman, beauty culture, beauty green, beauty collaboration. Hasil dari program Martha Tilaar Group bisa dilihat pada saat Asian Games 2018 dan Asian Paragames 2018, dimana tata rias untuk acara opening dan closing ceremony, banyak wanita dari berbagai suku dan latar belakang fisik yang menjadi make-up artis bagi para performers. Bryan percaya, wanita dan penyandang disabilitas memegang peranan penting bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depannya.

Brian Tilaar – CEO Martina Beto

Di sisi lain, Billy Mambrasar melalui Kitong Bisa fokus pada pemberdayaan tenaga kerja di daerah pedalaman yang masih minim akses informasi dan pengetahuan. Melalui pendidikan entrepreneurship, Billy sudah memberdayakan masyarakat Papua untuk menciptakan lapangan kerja baru, kesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi. Dia pun berharap, putra-putri daerah yang merantau ke kota besar dan luar negeri, agar segera pulang membangun daerahnya masing – masing.

Dalam diskusi ini, sisi inklusifitas sangat terlihat. Yang menarik perhatian saya adalah, pakaian yang dikenakan para pembicara. Fanni Imaniar sebagai moderator tampil layaknya wanita karir di media dengan dress dan rambut panjangnya yang terlihat cantik. Edi Suharto terlihat wibawanya sebagai pejabat pemerintah dengan berpakaian batik formal. Bryan Tilaar khas sekali dengan penampilan seorang CEO perusahaan besar dengan setelan jas, dasi, kemeja, dan sepatu tantofel. Angkie Yudistia yang baru saja berhijrah tahun ini, tampil modis dengan hijab berwarna abu – abu, sedangkan Billy berpakaian khas millennial dengan topinya, baju polo, dan sepatu basket.

Tampilan mereka semua di panggung seakan – akan mewakili inklusifitas dan indahnya perbedaan diantara masyarakat Indonesia. Sudah tahun 2019 dan kita berada di era industri 4.0, tentunya siapapun berhak untuk berkarya terlepas dari latar belakangnya. Keterbatasan fisik, datang dari daerah terpencil, maupun seorang wanita bukan menjadi alasan untuk tidak produktif.

Yuk, hilangkan segala stigma negative soal wanita, penyandang disabilitas, dan anak daerah, mari terima mereka dengan tangan terbuka lalu berkolaborasi untuk menciptakan karya yang bermakna bagi bangsa dan negara.

Audi Rahmantio

Journalist and Publication Coordinator at Rumah Millennials The man who love to share about interesting and unique story of Indonesia as well as youth development through youth organization community. Currently, Audi started his career as public speaker in radio and being freelance MC and Moderator for several events

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close