Hal Yang Menjadi Kekuatan Sekaligus Kelemahan Kita

JAKARTA – RumehMillennials.com | Ketika kita menjelang dewasa atau mungkin saat di bangku kuliah, pencarian akan bakat dan potensi kita dimulai. Pemetaan akan itu membuat kita lebih mudah untuk memilih karir kita di masa depan nanti.

Bahkan ada juga yang membayar mahal hanya untuk mengikuti tes kemampuan minat dan bakat. Mengetahui bakat kita penting untuk memfokuskan diri pada satu atau dua hal yang menjadi talenta terpendam kita. Tapi, satu hal yang harus kita pahami disini, bahwa bakat dan potensi tidak akan berkembang jika kita tidak punya “pikiran”.

Kenapa “pikiran”? Apa yang bisa dilakukan oleh “pikiran” kita? Ketika manusia diciptakan, Tuhan memutuskan kalau manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dari malaikat.

Malaikat diciptakan untuk patuh terhadap Tuhan dan melaksanakan perintahnya seakan-akan malaikat tidak punya pilihan lain. Tapi, manusia justru tidak diciptakan untuk itu atau bisa dikatakan beruntung. Tuhan memberikan kebebasan untuk memilih: berbuat baik atau buruk.

Semua tergantung kita sendiri dan pilihan yang dipilih memiliki dampaknya masing-masing: kita semua tahu kalau ketika memilih jalan kebaikan, maka ganjarannya surga, Amal Ma’ruf Nahi Mungkar kalau dalam Islam; ketika kita melakukan perbuatan buruk, well, sudah pasti dampaknya masuk neraka dan lain-lain.

Kita sebagai manusia, justru diberikan privilege dalam memilih, mau itu baik ataupun buruk. Pilihan tersebut dibebankan oleh kita. Hal ini karena manusia dianugerahi akal dan pikiran untuk menilai mana yang baik dan buruk.

Sumber: Wikihow.com

Ingat Nabi Ibrahim? Dalam kisahnya, beliau melakukan pencarian terhadap Tuhan selama bertahun-tahun lamanya. Mungkin bagi kita, pencarian seperti itu akan sangat melelahkan dan membuat kita menyerah.

Bagi Nabi, hal itu diperlukan agar beliau mampu mendapatkan bukti otentik bahwa ada Tuhan di dunia ini. Meskipun begitu, beliau juga manusia dan punya batasnya.

Lalu apa yang membuat Nabi punya kekuatan untuk melakukan pencarian itu? Terlepas dari agumen religius, Nabi Ibrahim punya kekuatan “pikiran” yang sangat menakjubkan.

as a rule men habitually use only a small part of their powers which they actually possess and which they might use under appropriate conditions”

Seorang psikoanalisis bernama Sigmund Freud berpendapat kalau kesadaran manusia terdiri dari tiga lapis yang diumpamakan seperti gunung es: Puncaknya adalah conscious mind, lalu mulai masuk ke dalam ada subconscious mind dan unconscious mind lebih dalam lagi. Ketika kita melakukan sesuatu, semua bagian itu akan bekerja untuk membayangkan, mengingat dan membuat sebuah ide menjadi kenyataan.

Sumber: Clipart

Bukti lain misalnya: apakah kita menyadari bahwa kita hidup di dalam dunia yang sebenarnya dihasilkan oleh ide-ide manusia? Negara, kelas sosial, perusahaan, militer, internet, acara televisi, hukum, sistem pemerintahan dan masih banyak lagi, itu adalah hasil buah pikiran manusia.

Kita semua hidup di dalam kreasi yang kita ciptakan sendiri. Tuhan memang memberikan tempat tinggal dan sumber daya, tapi kita yang mengolahnya sesuai kebutuhan. Tuhan telah memberikan anugerah dan kekuatan tak terbatas manusia berupa pikiran dan akal. Itulah kekuatan terkuat manusia: pikiran dan akal.

Kita punya kuasa dan kendali atas pikiran kita dan mungkin hal itu satu-satunya yang bisa kita kendalikan. Individu-individu dari era purba sampai saat ini telah menggunakan “pikiran” mereka untuk hidup, berkreasi dan bahkan bertahan hidup. Akal dan pikiran kita juga yang membuat manusia bertahan sampai sekarang.

Ketika kita bisa mengendalikan kekuatan kita, maka banyak hal yang bisa kita lakukan dan kita harus yakin akan hal itu. Kalau kita tidak yakin dengan “pikiran” kita, maka Bill Gates tidak bisa membuat microsoft, Jeff Bezos tidak akan jadi pemilik Amazon dan Warren Buffet mungkin masih berusaha mengais rezeki.

“Pikiran” kalau kita kendalikan akan menjadi kekuatan, tapi kalau diluar kendali, maka kita tidak bisa menghasilkan berbagai ide brilian. “Pikiran” sangat rentan akan perasaan yang negatif. Perasaan-perasaan seperti takut dan tidak aman bisa menghantui pikiran kita jika kita tidak punya kendali dan membiarkan prasangka buruk menyusup ke dalam.

Misalnya, krisis eksistensial terjadi karena “pikiran” tidak tahu atau tidak mampu memutuskan apa yang ingin kita lakukan ke depannya dan membuat kita terjebak dalam area abu-abu. Dunia memang abu-abu, tapi kita bisa memutuskan untuk keluar dari itu. Bahkan, masalah-masalah dalam diri kita terjadi karena ketidakmampuan untuk mengendalikan interpretasi dan penafsiran tentang berbagai kejadian dan masalah.

Epictetus, seorang filsuf stoisisme terkemuka pernah mengatakan: “Yang membuat susah perasaan seseorang bukanlah sesuatu itu sendiri melainkan penilaian mereka tentang hal tersebut.”. Ketika kita tidak punya kendali atas “pikiran” kita, maka manusia menjadi lemah dan rapuh.

Our mind is the strongest weapon we have

Pikiran kita bisa menjadi kekuatan sekaligus kelemahan tergantung bagaimana kendali kita akan hal itu. Memang tidak bisa kita sangkal, kalau banyak faktor yang dapat menggoyahkan kita sehingga membuat “pikiran” kita terombang-ambing. Tapi, faktor eksternal bukanlah hal yang bisa kendalikan.

Masalah memang ada, namun kalau kita punya keyakinan dan memantapkan pikiran serta optimis melihat ke depan, maka semesta akan berkonspirasi. “Pikiran” manusia sangat dan bahkan terlalu berharga untuk disia-siakan. Jangan sia-siakan anugerah yang telah diberi Tuhan kepada kita.

Rizky Ridho Pratomo

Siblings Rumah Millennials Saya adalah mahasiswa tingkat akhir jurusan Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Bidang yang saya minati adalah Politik, Keamanan, Hubungan Internasional, Filsafat, Agama, Lingkungan, Pendidikan dan Pengembangan kepemudaan. Memiliki passion dalam menulis artikel dan membaca buku. Beberapa bulan lalu bergabung di Rumah Millennials dan menjadi Kepala Bidang Riset dan Pengembangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close