Bonus Demografi Vs. Bencana Demografi

RumahMillennials.com | Perubahan struktur usia populasi suatu Bangsa dapat mendorong pertumbuhan ekonominya dengan kuat. Saat ini kita sedang menyambut kematangan dan keuntungan proporsi penduduk yang sering disebut “Bonus Demografi” atau “Dividen Demografi”. Bonus demografi adalah istilah yang sering digunakan di Indonesia dan Dividen Demografi yang lebih sering digunakan di dunia internasional.

Menurut UNPF, Dividen Demografi adalah “the economic growth potential that can result from shifts in a population’s age structure, mainly when the share of the working-age population (15 to 64) is larger than the non-working-age share of the population (14 and younger, and 65 and older)”.

Dalam pengertian lain Dividen Demografi adalah “a boost in economic productivity that occurs when there are growing numbers of people in the workforce relative to the number of dependents. Dividen demografi ini adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi yang dimulai dengan perubahan struktur usia dari populasi negara dari angka kelahiran dan kematian tinggi ke rendah. Dalam hal ini pemerintah harus mampu menciptakan kondisi, iklim, dan kebijakan yang memastikan optimalisasi dari bonus demografi ini terlaksana secara efektif.

Diantara tahun 2020 hingga 2030 kita akan mengalami pergeseran dependency ratio menjadi 44% dimana perbandingan usia produktif dan non produktif akan menjadi 180 juta berbanding 85 juta. Tentu ini menjadi perubahan yang positif jika dibandingkan dengan dependency ratio kita pada tahun 2010 sebesar 51,31%.

Jika kita melihat grafik tren rasio ketergantungan atau dependency ratio, penduduk Indonesia selalu menunjukkan penurunan rasio ketergantungan dari tahun 1971 hingga 2016. Bonus demografi diperkirakan oleh BPS akan mencapai puncaknya pada tahun 2025 sampai dengan 2030 dimana dependency ratio berada pada angka 70%. Jika kita bandingkan dengan tahun 1971 dimana dependency ratio adalah 86,8%.

Populasi berusia 15 hingga 64 tahun ini diperkirakan akan terus tumbuh hingga pertengahan abad. Sedangkan jumlah populasi 65 tahun ke atas akan meningkat selama seabad, sehingga sekitar 2060-2070 akan terjadi pertama kalinya di Indonesia populasi berusia 65 tahun lebih banyak dari populasi berusia dibawah 15 tahun.

Gambar 1. Dependency ratio Indonesia dalam momentum bonus demografi

Pada tahun 2016, dependency ration kita menjadi 48,4% dapat diartikan sekitar 48 atau 49 orang berusia tidak produktif (anak-anak dibawah 16 tahun dan orang tua diatas 64 tahun) akan ditanggung atau ditopang oleh 100 orang usia produktif.
Kondisi kita tahun 2010 hampir sama dengan kondisi Jepang pada tahun 1950 dengan perbandingan usia 0 – 14 tahun di Jepang 35% sedangkan di Indonesia 27%, usia 15-64 tahun di Jepang 59% sedangkan di Indonesia 67%, dan usia lebih dari 65 tahun di Jepang dan di Indonesia sama-sama 6%. Apa yang terjadi dengan Jepang pada saat itu? Tatkala bonus demografi berakhir pada tahun 1970, Jepang tumbuh menjadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar ke 3 di dunia, setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Gambar 2. Perbandingan kondisi demografi Indonesia pada tahun 2010 dengan Jepang pada tahun 1950

Mari kita belajar dari pertumbuhan berbagai negara yang mengoptimalkan bonus demografi,
ketika bonus demografi berakhir di Jepang tahun 1970 Jepang mencapai PDB 17.475.
Ketika bonus demografi berakhir di Singapura pada tahun 1991, Singapura mencapai PDB 16.298.
Ketika bonus demografi berakhir di Hongkong pada tahun 1982, Hongkong mencapai PDB 12.855.
Ketika bonus demografi berakhir di Korea pada tahun 2000, Korea mampu mencapai PDB 11.347.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Jika pertumbuhan kita 6% maka tahun 2030 kita akan mencapai PDB 3.583, namun jika pertumbuhan kita 10% kita akan mencapai PDB 7.243.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana bonus demografi ini berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi? Bloom menyampaikan bahwa efek terpenting adalah pada perubahan tenaga kerja, tabungan, dan sumber daya manusia.

Bagaimana bonus demografi ini bekerja hingga meningkatkan PDB? Selama masa Bonus Demografi ada empat mekanisme yang terjadi hingga memberikan dampak percepatan pertumbuhan ekonomi sebuah bangsa, antara lain :

1. Peningkatan pasokan tenaga kerja.
Namun, besarnya manfaat ini bergantung pada kemampuan ekonomi untuk menyerap dan mempekerjakan pekerja ekstra secara produktif daripada hanya menikmati bonus demografi.

2. Kenaikan tabungan.
Karena dependency ratio menurun, dengan kata lain jumlah tanggungan menurun, individu dapat menghemat lebih banyak. Hal ini mengakibatkan peningkatan tabungan nasional yang meningkatkan stok modal di negara-negara yang mengalami bonus demografi. Peningkatan tabungan tersebut menyebabkan produktivitas lebih tinggi karena akumulasi modal diinvestasikan.

3. Sumber daya manusia.
Pada masa Bonus Demografi memungkinkan orang tua untuk investasi lebih banyak sumber daya untuk anak yang meningkatkan kesehatan dan pendidikan anak Indonesia.

Hal tersebut mengakibatkan peningkatan permintaan domestik yang disebabkan oleh meningkatnya PDB per kapita dan menurunnya dependency ratio. Oleh karenanya kebijakan yang meningkatkan dan memperpanjang akses pendidikan, penyediaan layanan kesehatan yang memadai, memudahkan masyarakat untuk menabung, dan memudahkan tersedianya lapangan kerja akan membantu Indonesia untuk mengoptimalkan momentum bonus demografi ini.

Gambar 3. PDB berbagai negara ketika berakhirnya bonus demografi

Bonus demografi adalah era yang sangat penting dan krusial dalam perjalanan Bangsa Indonesia. Keuntungan paling utama dari bonus demografi adalah ketersediaan tenaga kerja usia produktif sebagai modal utama dalam pembangunan.

Hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan adalah kesehatan dan pendidikan sebagai prasyarat dari produktivitas. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya lapangan kerja. Namun, realitanya menunjukkan angka pengangguran kita nomer 3 di ASEAN, yaitu sebesar 6,2%. Di era sekarang, pertumbuhan tekonologi digital harus mampu kita optimalkan untuk meminimalisir pengangguran.

Disisi lain jumlah wirausaha di Indonesia sebesar 1,65% masih perlu ditingkatkan, karena secara teoritis pengusaha diharapkan sebesar 2%. Angka ini masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga kita sebesar 7%. Sehingga pada puncak eranya nanti, penduduk muda akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi atau source of growth dan penggerak pertumbuhan ekonomi.

Pada akhirnya, bonus demografi ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun, dalam hal ini, bonus demografi bisa menjadi bencana demografi jika tidak dipersiapkan kedatangannya dengan baik.

Hal yang paling fundamental adalah apakah negara kita mampu menyiapkan lapangan kerja untuk 70% penduduk usia produktif?

Dalam hal ini pemerintah harus responsif dalam mempersiapkan bonus demografi dan mengalokasikan APBD dalam upaya persiapan bonus demografi. Empat hal utama yang harus dilakukan pemerintah antara lain :
– Melindungi penduduk yang sudah bekerja untuk dapat terus bekerja
– Membuka lapangan kerja untuk angkatan kerja baru
– Memfasiliasi penduduk yang sudah bekerja untuk memiliki produktivitas yang tinggi,
– Menyiapkan angkata kerja baru agar kompetitif dan sesuai kebutuhan pasar.

Oleh karenanya dalam menyambut bonus demografi, bangsa kita harus memastikan adanya produktivitas pada era bonus demografi tersebut melalui peningkatan kapasitas, kreativitas, dan daya saing pemuda kita dalam rangka melakukan optimalisasi peran bonus demografi dalam mengejar ketertinggalan bangsa kita.

Hal tersebut harus dilakukan dengan memperbaiki pendidikan, kesehatan, dan melakukan penyediaan lapangan kerja di masyarakat.

Image source: cursosinemsevilla

dr. Gamal Albinsaid

CEO Indonesia Medika, Motivator Internasional, 50 most impactful social innovator. Seorang dokter, wirausaha sosial, inovator kesehatan, inspirator pemuda Indonesia, dan penulis buku "Muda Mendunia".. Mengembangkan berbagai inovasi kesehatan sosial, diantaranya Klinik Asuransi Sampah, Livestock Waste Insurance, Homedika, Sabuk Bayi Pintar, Mother Happiness Center, Care4Mother, Siapapeduli.id, dan lain sebagainya. Inovasinya telah membantu ribuan pasien kurang mampu mendapatkan layanan kesehatan. dr. Gamal Albinsaid menjadi pemuda pertama di dunia dan satu-satunya di Asia yang meraih penghargaan Kehormatan, HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Award dari Kerajaan Inggris. Meraih lebih dari 40 perhargaan dan 9 penghargaan internasional dari Jerman, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Amerika, Thailand, Kamboja, Jerman, dan Peru. www.GamalAlbinsaid.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RM Informations

Press Release
Future Destination
Community Ambassador (soon)
Next Event (soon)
RM Campus Network
RM Community (soon)
RM Contributor (soon)
RM Development (soon)
Archive

Press ESC to close